Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Tempe dan Tahu Langka di Pasaran, Produsen: Kita Nyerah!

Kompas.com - 22/02/2022, 14:04 WIB
Rachmawati

Editor

 

Harga kedelai naik, petani "bahagia"

Pendapat Profesor Andreas disambut hangat oleh petani kedelai.

Di lapangan, petani kedelai di Grobogan, Jawa Tengah mengaku "senang" dengan kenaikan harga kedelai global yang menyentuh Rp 12.000 per kilogram.

Harga tersebut telah melampaui biaya produksi mereka di kisaran Rp 6.000-6.500 per kilogram. Saat ini petani menjual kedelai di harga Rp9.000-10.000 per kilogram.

"Bagi petani kedelai ya Alhamdulilah, bersujud pada Allah," kata Ali Muktar, warga Grobogan yang sudah lebih dari tiga dekade bertani kedelai.

Baca juga: Pemerintah Janjikan Subsidi, Perajin Tempe Tahu Jateng Batal Mogok Produksi

Saat ini ia bersama kelompok tani memiliki 50 hektar lahan yang ditanami kedelai. Produksinya mencapai 3 ton per hektar sekali panen.

Kata Ali, saat ini petani lainnya di Grobogan sudah mulai beralih ke pertanian kedelai menyusul tingginya harga kedelai global dan permintaan juga semakin meningkat.

Bagaimana pun, baik Ali dan kelompok perajin tempe dan tahu sama-sama mendorong pemerintah untuk menyetabilkan harga kedelai.

Baca juga: Pemerintah Janjikan Subsidi, Perajin Tempe Tahu Jateng Batal Mogok Produksi

"Itu nanti bagaimana kebijakan, mau disubsidi berapa, yang penting bisa mengangkat harga petani dan bisa membuat perajin ini juga nyaman. Jadi dua-duanya ini nyaman," tambah Ali.

Jalin komunikasi dengan importir

Ilustrasi tempe. SHUTTERSTOCK/Kristanti Ilustrasi tempe.
BBC News Indonesia meminta keterangan dari Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan terkait hal ini. Namun, tidak mendapat respon.

Namun sebelumnya, kepada Antara, Oke Nurwan mengatakan akan segera berkomunikasi kepada importir untuk tetap mengamankan ketersediaan kedelai.

"Kemudian saya sudah menyampaikan kepada importir untuk melakukan tetap melakukan transaksi importasinya untuk bulan-bulan selanjutnya, sampai puasa dan lebaran terlewati," kata Oke.

Ia juga mengatakan kenaikan harga kedelai ini dipengaruhi oleh gangguan musim, tingginya biaya logistik di masa pandemi, serta aksi borong kacang kedelai dari AS oleh China untuk pakan babi.

Baca juga: Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Malang Pilih Perkecil Ukuran

Berdampak pada inflasi

Namun Anggota Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo menyebut langkah tersebut bukanlah langkah konkret untuk menyetabilkan harga kedelai.

"Kecuali tadi, dia [pemerintah] mengkambinghitamkan faktor eksternal. Seolah-olah pemerintah itu nggak bisa berbuat apa-apa, terhadap gejolak harga kedelai," kata Daryatmo kepada BBC News Indonesia.

Ia menambahkan, harga labil kacang kedelai karena mengacu pada harga global akan membuat masyarakat, khususnya perajin tempe dan tahu rentan terhadap gejolak ekonomi.

"Padahal, itu kan dampak ke inflasinya cukup besar, karena proporsi pangan di dalam inflasi itu kan komponennya hampir 30%," tambah Daryatmo.

Baca juga: Dilema Produsen Naikkan Harga Jual Tempe ke Pedagang: Kalau dari Kami Sudah Mahal, Mereka Jualnya Berapa...

Sementara itu, Mantan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel kepada BBC menuturkan agar Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk kembali mengambil peran tata niaga kedelai.

"Jangan dilepas ke perdagangan bebas. Lebih baik serahkan kembali kepada Bulog untuk stabilisator termasuk beras," kata Rahmat.

Rahmat Gobel yang saat ini menjabat wakil ketua DPR juga mendorong adanya kerja sama lintas kementerian, yang selama ini menurutnya masih berjalan sendiri-sendiri soal kebijakan impor pangan.

"Ini lintas kementerian, kita harus berkomitmen untuk itu. Masalahnya yang menjadi penanggung jawab adalah [kementerian] pertanian, tapi kalau [kementerian] perdagangan dibukain terus [impornya] ya nggak bisa-bisa juga," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com