MAUMERE, KOMPAS.com - Gempa dengan kekuatan magnitudo 5,7 mengguncang Kabupaten Manggarai, NTT, pada Senin (21/2/2022) malam.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,7.
Sebelumnya disebutkan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 5,8.
Baca juga: Gempa M 5,8 Guncang Manggarai NTT, Warga Berhamburan Keluar Rumah
"Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Labuan Bajo, Maumere, Ende, Soa, Ruteng dengan skala intensitas III MMI, daerah Waingapu, Bia, dan Dompu dengan skala intensitas II-III MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," jelas Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin malam.
Episenter gempa terletak pada koordinat 8,12° LS ; 120,70° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 54 kilometer arah timur laut Ruteng, Manggarai, pada kedalaman 33 kilometer.
Bambang mengungkapkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Flores back arc thrust.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Baca juga: Truk Ekspedisi Terlibat Kecelakaan dengan Motor di Manggarai NTT, 1 Tewas, 1 Patah Tulang
Ia mengatakan, hingga pukul 20.15 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 5,1.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Warga juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Ia juga mengingatkan agar warga selalu mengacu informasi resmi dari BMKG.
Agus Basri, warga di Ruteng, Kabupaten Manggarai, mengaku merasakan saat gempa mengguncang rumahnya.
Ia tengah bersantai di dalam rumah saat gempa terjadi.
"Kaget, lagi asyik minum kopi, meja goyang-goyang. Begitu juga dengan lampu. Saya akhirnya suruh anak-anak keluar dari rumah karena takut tembok rumah roboh," ungkap Agus saat dihubungi Kompas.com, Senin malam.
Baca juga: Kasus Covid-19 Semakin Melonjak, Kota Kupang Terapkan PPKM Level 2
Meski demikian, menurutnya, gempa tak berlangsung lama. Kondisi pasca gempa telah kondusif.
"Bersyukur getarannya tidak lama dan kami semua aman. Rumah juga aman," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.