LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ikut memeriahkan seremonial Pesona Festival Bau Nyale 2022 yang berlangsung di Pantai Seger, Lombok Tengah, Nusa Tenggera Barat (NTB), Minggu (20/2/2022) malam.
Dalam kegiatan tersebut, Sandiaga mengenakan pakaian adat Sasak, yakni mengenakan kain songket dan ikat kepala khas Sasak.
Diketahui, Bau Nyale merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Suku Sasak. Antusiasme masyarakat sangat tinggi lantaran festival sempat ditiadakan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: 14 Nakes di Lombok Tengah Positif Covid-19, 10 di Antaranya Dirawat
Sandiaga berharap, perhelatan Festival Bau Nyale dengan tema 'Spirit of Mandalika' dapat menjadi momentum kebangkitan ekonomi masyarakat NTB.
"Setelah absen beberapa saat event daerah, kini mulai digeliatkan. Dan mudah-mudahan event ini sebagai momentum kebangkitan ekonomi kita. Festival Bau Nyale 2022 dengan tema Spirit of Mandalika ini kita harapkan juga sebagai momentum persiapan kita menghadapi MotoGP sebagai praevent," kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, Bau Nyale memiliki legenda yang sangat menarik dan unik sebagai nilai jual di sektor wisata. Dia berharap, tradisi turun-temurun itu terus dilestarikan.
"Festival ini merupakan tradisi turun-temurun dari masyarakat Sasak Lombok yang harus kita lestarikan dan ini juga tradisi untuk menangkap cacing nyale, cacing laut warna-warni yang muncul sekali setahun di pantai selatan Lombok," kata Sandi.
Baca juga: Kasus Pencurian Mobil Pikap di Lombok, Pencuri dan Penadah Ditangkap
Cacing warna-warni itu dikaitkan dengan legenda Putri Mandalika yang merupakan putri dari seorang raja ternama di Lombok. Putri Mandalika memiliki paras yang cantik dan perilaku yang terpuji. Banyak raja muda yang terpikat dengan kecantikan dan keanggunannya.
Akan tetapi, Putri Mandalika tidak ingin ada pertumpahan darah dan ingin menjaga kerukunan masyarakat dengan cara menenggelamkan diri di tengah samudera.
Setelah kepergian sang putri, muncul cacing warna-warni dengan jumlah yang cukup banyak di pantai tempat Putri Mandalika hilang. Cacing itu kemudian disebut nyale.