PURWOREJO, KOMPAS.com - Sebanyak 10.000 ekor benih ikan nilem dan nila itu bersorak girang saat dilepas dari kantong-kantong plastik beroksigen.
Melawan arus, mereka berbaris rapi di tepian, tidak lama kemudian hilang ke tengah, seperti direnggut sungai yang keruh tanah. Beberapa bulan terakhir banjir dari hilir terjadi.
Ironisnya banjir juga membawa tanah pemicu sedimentasi, membuat sungai-sungai tempat ikan besar dan beranak pinak berubah dangkal, kedung-kedung hilang.
Baca juga: Presiden Jokowi Naik Helikopter hingga Tebar Benih Ikan Saat Resmikan Waduk Pidekso Wonogiri
Aksi tebar benih dan penanaman pohon itu sekilas lebih bernada sindiran halus. Mereka-mereka yang masih tidak sadar pentingnya alam dan lingkungan hidup. Kendati begitu, populasi ikan di sungai memang menipis, tidak seperti dulu.
Bukit-bukit gundul, dijarah tangan-tangan manusia yang tak pernah kenyang, lapar dan tidak anak cucu. Mereka salah satu penyebab sungai-sungai menjadi dangkal, penuh lumpur dan sedimentasi.
Belum lagi hama lainnya. Warga mengungkapkan melihat ada yang mengambil ikan dengan cara disetrum.
Tidak hanya membuat ikan kejang dan mati, mereka yang berhasil hidup dan betina, dipastikan telurnya gagal menetas, ikan kehilangan generasi, menipis dan langka.
Maka aksi tebar benih ini dipilihkan ikan lokal, nilem pemakan lumut, nila yang rakus dan cepat berkembang biak sengaja dipilih dan digadang bisa cepat gede.
Ketika mereka dijaga alam, bisa berubah berdaging tebal, kaya kandungan omega 3, sedikit lemak jenuhnya. Bagus untuk manula dan balita.
Baca juga: Gelar Aksi Peduli Lingkungan, PSDKP Ambon Tanam Mangrove hingga Lepas 1.500 Benih Ikan Kakap
Populasi ikan-ikan di sungai juga semacam sandi atau penanda, seberapa tinggi kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai. Pencemaran bungkus sampo, deterjen dan kantong plastik terjadi parah.
Koordinator aksi tebar benih dan penanaman pohon, Muh Edi Suryanto yang juga dikenal Kyai Merah mengatakan, komunitas Jogokali Nusantara sudah genap berjalan tujuh tahun. Rutin menanam pohon dan menebar benih ikan di bantaran sungai.
Kali ini, Jogokali Nusantara mendapat dukungan penuh dari komunitas lainnya. Ada IOF, Santri Gayeng dan beberapa komunitas lainnya ikut menanam 1.000 pohon dan menebar 10 ribu benih ikan di atas Bendungan Boro, Desa Kedungsari, Kecamatan Purworejo.
"Manusia adalah bagian dari lingkungan hidup, pohon harus terus ditanam untuk mengikat tanah dan menyimpan air. Udara menjadi segar dan sehat, tidak kesulitan air saat kemarau. Mudah mudahan apa yang dilaksanakan hari ini dicatat Allah sebagai amal ibadah," ucap Kyai Merah yang juga sering disapa Kang Mamat, usai tebar benih ikan Sabtu (19/2/2022).
Ditambahkan, aksi kali ini boleh diartikan sebagai sindiran halus bagi mereka yang tidak peka dengan lingkungan.
"Sebetulnya kegiatan hari ini akan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah, H Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) di sela kunjungannya ke Kabupaten Purworejo. Diwakili Santri Gayeng yang tadi dilantik," ucap motivator Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Purworejo ini.
Baca juga: Pemkot Jakpus Tebar 10.000 Benih Ikan di Hari Lingkungan Hidup