Namun demikian, ia kerap mendapat protes dari perajin daerah lain karena harganya dinilai terlalu murah.
"Kalau saya beli bahannya cuma di Nunukan, jadi saya jual murah, kasihan mereka yang mau pakai Singal juga. Kalau daerah lain kan beli kain dari luar dan butuh ongkos kirim. Makanya pas saya jual Rp 150.000, banyak diprotes, biasa Sesingal dijual Rp 250.000," ujar dia.
Rata rata, dalam sebulan, Sujinah menghabiskan 3 rol bahan kain songket India. Kain tersebut terbilang mewah saat menjadi Singal dan banyak diminati.
Dalam 1 rol kain, 27 buah Singal dihasilkan. Jika per Singal dihargai Rp150.000, maka omset Sujinah dalam sebulan sekitar Rp 12.150.000.
Baca juga: Makam Leluhur Suku Tidung di Kaltara Dirusak OTK, Ketua Adat: Kalau Manusia, Harusnya Minta Maaf
"Tergantung pesanan, kalau lagi banyak, bisa lebih. Tapi memang rata rata sebulan biasanya habis tiga roll kain songket India," jelasnya.
Pembuatan Singal di Sujinah juga bisa sesuai pesanan. Ia menerima permintaan pembuatan Singal dengan bahan apa saja.
Beberapa waktu lalu, Dinas Pariwisata Nunukan juga sempat memintanya untuk membuatkan Singal dengan bahan batik tulis etnik persatuan Dayak Lulantatibu (Lundayeh, Tagalan, Tahol, Tidung dan Bulungan).
"Kami masih bisnis kecil-kecilan. Untuk mengurus izin usaha segala macam belum ada. Ini usaha dadakan dan muncul begitu saja di saat pandemi dan saat kami kebingungan pekerjaan," imbuhnya.
Sujinah berharap, meski usaha ini masih skala kecil, ia bisa memiliki andil dalam melestarikan budaya suku Tidung.
Baca juga: Makam Leluhur Suku Tidung Diduga Dirusak Penambang Pasir, Tulang Dibiarkan Berserakan
Singal atau Sesingal, selalu menjadi lambang kebesaran khas Tidung, di mana ungkapan “Utok no benawod de Sesingal” yang berarti “apapun kegiatan laki-laki suku Tidung, kepalanya harus selalu diikat dengan sesingal”, masih dijunjung tinggi.
"Di satu sisi, ini usaha keluarga kami, tapi di sisi lain kami berharap menjadi salah satu pelestari budaya. Sesingal menjadi sumber ekonomi di tengah wabah covid-19 yang masih melanda. Keluarga kami banyak mengambil manfaat dari Sesingal," kata Sujinah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.