KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia yang menguasai sekitar 80 persen pasar rotan.
Indonesia juga menjadi salah satu negara eksportir furniture berbasis rotan yang cukup besar.
Baca juga: Mengapa Furnitur Rotan Begitu Populer? Ini Penjelasannya
Melansir laman indonesia.go.id, sesuai catatan Kemenperin nilai ekspor furniture berbasis rotan menembus USD 67,67 juta atau setara Rp 967,6 miliar pada Januari hingga Mei 2021.
Angka ini naik 31 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 51,62 juta atau setara Rp 738,1 miliar.
Baca juga: Cara Menjaga, Memperbaiki, dan Mengembalikan Tampilan Furnitur Rotan
Sementara tujuan utama ekspor furnitur nasional, adalah Amerika Serikat, Italia, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, dan Prancis.
Melansir laman kemenperin.go.id, penghasil rotan di Indonesia terletak di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Baca juga: 6 Ide Menggunakan Rotan Sebagai Dekorasi Rumah
Rotan berasal dari beberapa daerah, lima diantaranya menyandang predikat daerah penghasil rotan terbesar di Indonesia.
Cirebon merupakan salah satu daerah yang memiliki nilai produksi rotan terbesar di Indonesia.
Sebagian industri rotan di Indonesia diketahui berada di Kabupaten Cirebon, dengan pengolahan sebagai bahan baku furniture.
Salah satu desa di Cirebon yang dikenal dengan kerajinan rotannya adalah Desa Tegalwangi, Weru, Cirebon, Jawa Barat.
Kerajinan rotan Cirebon tak hanya menggunakan bahan baku lokal namun juga dari seluruh Indonesia.
Produk kerajinan Cirebon telah berhasil di ekspor di berbagai negara di dunia mulai dari benua Asia, Amerika, Afrika, Eropa dan Australia.
Menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus, KEK Palu juga diharapkan bisa mendorong hilirisasi industri komoditas agro unggulan salah satunya rotan.
Salah satu lokasi sentra industri rotan ada di Kelurahan Ujuna, Palu, Sulawesi Tengah.
Melansir laman Antara, rotan dari Sulawesi tehang memang dikenal akan kualitasnya sehingga banyak dibutuhkan industri rotan tanah air untuk diolah sebagai keperluan ekspor.