Selain produk furniture, Jepara juga dikenal dengan keindahan seni ukiran berkelas dunia.
Keberadaan seni ukir di Jepara ini memiliki sejarah panjang karena kemampuan mengukir ini diturunkan dari generasi ke generasi.
Legenda tentang pengukir Jepara disebut bermula saat zaman kekuasaan Raja Brawijaya di Kerajaan Majapahit yang memanggil Prabangkara untuk melukis istrinya tanpa berbusana sebagai wujud cinta.
Namun Raja Brawijaya meminta Prabangkara melukis sang permaisuri tanpa boleh melihatnya, dan berakhir dengan memuaskan.
Namun kotoran seekor cicak ternyata mengotori lukisan itu tepat dimana sang permaisuri memiliki tahi lalat yang kemudian membuat Raja Brawijaya murka karena mengira Prabangkara mengintip sang permaisuri.
Prabangkara dihukum dengan diikat di layang-layang dan diterbangkan yang kemudian jatuh di daerah Mulyoharjo.
Disanalah Prabangkara mulai mengajarkan ilmu ukir kepada warga Jepara yang berkembang pesat hingga saat ini.
Menilik sejarah geologinya, wilayah Jepara yang berada di Pulau Muria ternyata pernah terpisah dari Pulau Jawa.
Berpusat di Gunung Muria, wilayah ini sempat terpisah oleh Selat Muria yang melintasi Demak hingga Rembang.
Seiring berjalannya waktu, pendangkalan yang terjadi di selat tersebut membuat kedua daratan secara perlahan menyatu.
Walau begitu, temuan fosil hewan laut di Situs Patiayam Kudus serta kenampakan Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan turut mendukung teori ini.
Sumber:
kompas.com
sippa.ciptakarya.pu.go.id
antaranews.com
indonesia.go.id
kemdikbud.go.id