Wilayah Pandeglang sebenarnya sudah dihuni sejak masa kejayaan Kesultanan Banten pada abad XVI.
Hal itu dapat dibuktikan dengan catatan tentang asal-usul nama Pandeglang yang berlatar belakang Kesultanan Banten.
Disebutkan bahwa Pandeglang merupakan singkatan dari Pandai Gelang, atau tempat tinggal tukang menempa gelang.
Cerita tentang Pandai Gelang ini berkaitan dengan meriam milik Kesultanan Banten yang bernama Si Amuk.
Saat itu, Sultan Banten meminta pandai besi di wilayahnya untuk membuat gelang bagi Si Amuk, namun tidak ada yang bisa.
Hingga kemudian terdengar kabar ada seorang pandai besi di Desa Kadupandak, Pandeglang yang dikenal sakti.
Maka Sultan pun meminta pandai besi di desa itu untuk membuatkan gelang untuk Si Amuk.
Ternyata orang tersebut berhasil membuatkan gelang seperti yang diinginkan Sultan Banten.
Sejak saat itu, daerah tersebut dinamakan Pandai Gelang, yang seiring berjalannya waktu tereduksi menjadi Pandeglang.
Julukan Kabupaten Pandeglang adalah Kota Badak. Julukan ini berkaitan dengan populasi badak yang ada di sana.
Badak yang dimaksud adalah Badak Jawa atau Badak Sunda, yaitu badak bercula satu kecil.
Badak ini merupakan keluarga dari Rhinocerotidae, dan merupakan salah satu dari lima spesies badak yang masih ada.
Taman Nasional Ujung Kulon yang ada di Pandeglang, Banten merupakan salah satu habitat Bada Jawa ini.
Tercatat terdapat 50-60 Badak Jawa yang hidup di taman nasional ini, dan merupakan salah satu hewan yang dilindungi.
Selain berjuluk Kota Badak, Pandeglang juga menjadikan patung badak sebagai ikon kabupaten.
Tugu Badak itu berada di salah satu sudut Alun-alun Kabupaten Pandeglang, di Jalan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Sumber:
Pandeglangkab.go.id
Bantenprov.go.id
Tribunbanten.com