Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Putri Mandalika dari Kerajaan Lombok dan Tradisi Bau Nyale

Kompas.com - Diperbarui 21/02/2022, 10:32 WIB
Dini Daniswari

Penulis

Setelahnya, muncul binatang-binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak. Binatang tersebut menyerupai cacing yang amat panjang. Masyarakat setempat menyebutnya nyale.

Perbuatan putri sangat dikenang masyarakat Lombok. Oleh karena itu dibuat Upacara Nyale atau Bau Nyale, upacara dilakukan pada Februari hingga Maret, setiap tahun.

Tradisi Bau Nyale di Lombok

Dalam pelaksanaan Festival Bau Nyale, masyarakat Suku Sasak (Majelis Sasak Lombok) menggunakan perhitungan Rowot.

Penanggalan Kalender Rowot telah menjadi penentu puncak Bau Nyale sejak dari dulu.

Baca juga: Desa Wisata Sesaot NTB, Jalur Geowisata Suku Sasak Kuno

Penanggalan Rowot ini dilatarbelakangi dengan kisah Putri Mandalika. Dalam kisah tersebut, Putri yang terjun ke laut malah diangkat ke langit menjadi rasi bintang Rowot.

Perhitungan Rowot pada Suku Sasak, yaitu sistem penanggalan yang memperhitungkan pergerakan bulan, bintang (Pleades), dan matahari.

Bau Nyale terdiri dari dua kata, yaitu Bau yang artinya menangkap dan Nyale adalah cacing laut sejenis filumannelida.

Tradisi Bau Nyale adalah tradisi turun temurun masyarakat Lombok Tengah yang telah berusai ratusan tahun.

Berdasarkan Babad Lombok yang dipercayai masyarakat setempat, tradisi ini telah dilakukan kurang lebih sejak sebelum abad ke-16.

Dalam perhitungan tradisional Sasak, tradisi berlangsung setiap tanggal 20 bulan 10 atau sekitar Februari yang bertempat di Pantai Seger, Kuta, Lombok Tengah.

Tata Cara Tradisi Bau Nyale

Prosesi Bau Nyale diawali dengan sangkep atau pertemuan para tokoh untuk menentukan hari baik (tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak). Penentuan tanggal untuk mengetahui waktu nyale keluar.

Baca juga: Suku Sasak, Jadi Rebutan Kerajaan Majapahit hingga Jepang

Proses berikutnya dilanjutkan dengan mepaosan, yaitu pembacaan lontar yang dilakukan tokoh adat sehari sebelum pelaksanaan tradisi. Mepaosan dilakuan di bangunan tradisional tiang empat yang disebut Bale Saka Pat.

Pembacaan lontar dilakukan dengan tembang pupuh atau nyanyian tradisional, dengan urutan Pupuh Smarandana, Pupuh Sinom, Pupuh Maskumandang, dan Pupuh Ginada.

Proses tradisi Bau Nyale menggunakan berbagai perlengkapan, yaitu daun sirih, kapur, dua buah gunungan yang berisi jajan tradisional khas Sasak, kembang setaman dengan sembilan jenis bunga, serta buah-buahan tradisional.

Upacara digelar pada dinihari sebelum masyarakat turun ke laut untuk menangkap nyale. Upacara dilakukan para tokoh adat.

Upacara dinamakan Nede Rahayu Ayuning Jagad. Prosesi dilakukan dengan cara para tetua adat berkumpul dalam posisi melingkar dan ditengah-tengahnya diletakkan jajanan dalam bentuk gunungan.

Sumber: repository.universitasbumigora.ac.id, pesonaindonesia.kompas.com, dan warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com