LEMBATA, KOMPAS.com - Aktivitas vulkanik Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meningkat, Jumat (11/2/2022).
Gunung tersebut memuntahkan material vulkanik berupa abu, kerikil, batu, pasir dan gas panas setinggi 2.623 meter di atas permukaan laut.
Pengamat Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian menjelaskan, gunung itu mengeluarkan semburan vulkanik pada pukul 07.43 Wita.
"Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.200 meter di atas puncak atau 2.623 meter di atas permukaan laut," jelas Stanis dalam laporan tertulis yang diterima Jumat sore.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Semburkan Material Vulkanik Setinggi 500 Meter, Masyarakat Diminta Waspada
Dia mengatakan, erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 31,4 mm dan durasi 40,8 detik. Kolom abu erupsi berwarna putih kelabu tebal dengan tinggi 1.000 meter di atas puncak dan condong ke arah Timur.
Berdasarkan data evaluasi pengamatan visual dan instrumental, aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih cukup tinggi. Hal itu tercermin dari masih terjadinya letusan dan hembusan yang merupakan proses pelepasan material vulkanik ke permukaan.
Sementara itu, gempa juga masih sering terjadi sebagai akibat adanya pergerakan magma ke permukaan serta suplai magma.
"Masih terekam gempa tremor menunjukkan proses pemanasan dan pembentukan gas masih berlangsung secara intensif," katanya.
Baca juga: Warga di Lereng Gunung Ile Lewotolok Lembata Dilarang Konsumsi Air Hujan, Ini Alasannya
Stanis menjelaskan, hingga kini Gunung Ile Lewotolok masih berada pada level III (Siaga). Karena itu, pihak PPGA meminta masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki atau wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak atau kawah.
Masyarakat Desa Jontona diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak kawah.
Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar gunung diminta menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit dari abu vulkanik.
Masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak gunung agar mewaspadai ancaman lahar, terutama di saat turun hujan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.