Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Warga Desa Wadas, Dikejar Anjing hingga Lari ke Hutan, Dikepung Aparat Tak Bisa Keluar Rumah

Kompas.com - 11/02/2022, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA) melakukan konferensi pers via Zoom pada Kamis (10/2/2022) siang.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberpa perwakilan organisasi dari Amnesti Internasional hingga Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.

Saat acara, salah satu warga Wadas yang tak ingin disebutkan namanya menceritakan kejadian ketika ratusan polisi masuk ke desanya.

Ia mengaku dirinya dikejar oleh aparat keamanan hingga lari ke hutan.

Baca juga: Sejumlah Warga Wadas Masih Bertahan di Hutan: Kalau Aparat Lihat Bisa Dikejar

"Tadi malam, Brimob dan Polisi masih seperti kemarin dan masih bermalam di hutan hingga siang ini. Lalu saya dikejar-kejar sampai malam dan sampai sekarang masih ada yang di alas (hutan)," ucap dia.

Selain dirinya, ia bercerita ada beberapa warga lain yang juga dikejar. Sama seperti dirinya, warga tersebut belum berani keluar dari hutan.

"Untuk saat ini kita belum berani turun, ada yang sebagian keluar dari Wadas karena takut dan sekarang tidak bisa makan," kata dia saat zoom.

Baca juga: LBH Yogyakarta Tegaskan Warga di Wadas yang Ditangkap Mendapat Kekerasan

Warga beraktivitas di sekitar rumahnya di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Warga beraktivitas di sekitar rumahnya di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.
Warga yang menjadi salah satu narasumber ini juga menjelaskan, terdapat pula preman yang diduga olehnya sebagai aparat keamanan yang membawa anjing pelacak.

"Ada preman membawa anjing sampai ke hutan untuk mengejar para warga yang berada di hutan," tuturnya.

Ia mengatakan anjing pelacak ditempatkan dalam truk yang berbeda.

"Siang hari ini, ditambah (aparat) 10 truk polisi, memakai senjata lengkap lalu ada satu truk anjing pelacak dan mau dilepas ke hutan untuk melacak warga yang masih disana," jelasnya.

Baca juga: Minta Tarik Mundur Polisi Bersenjata di Desa Wadas, Pendemo Lakukan Aksi Protes Bakar Ban di Semarang

"Ada juga mobil pribadi sekitar 20 unit masuk ke Desa Wadas dan rombongan motor preman banyak sekali," imbuhnya.

Ia juga menyebut warga dipaksa mengumpulkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan dikumpulkan sebagai pernyataan setuju dengan pembangunan Bendungan Bener.

"Semalam ada rombongan mengendarai motor dan memakai toa (pengeras suara) dan koar-koar ke warga untuk mengumpulkan SPPT ke rumah warga yang pro," ujar dia.

Baca juga: Alasan Warga Wadas Tak Hadir dalam Mediasi Komnas HAM

 

Petugas dirikan tenda dan tidur di teras rumah

Sejumlah warga yang sempat ditahan polisi tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Sebanyak 64 warga Desa Wadas dibebaskan oleh pihak kepolisian terkait aksi penolakan pembangunan Bendungan Bener.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Sejumlah warga yang sempat ditahan polisi tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Sebanyak 64 warga Desa Wadas dibebaskan oleh pihak kepolisian terkait aksi penolakan pembangunan Bendungan Bener.
Sementara itu dikutip dari Kompas.com, Anton (bukan nama sebenarnya) adalah salah satu warga yang saat ini masih berada di hutan Desa Wadas.

Ia bercerita ada sekitar 10 truk yang ditumpangi ratusan polisi bersenjata lengkap masuk ke Desa Wadas. Menururnya beberapa truk juga membawa anjing pelacak.

Sementara itu puluhan aparat berbaju preman masuk beriringan dengan menaiki sepeda motor. Tak hanya itu, mobil-mobil mewah juga berseliweran masuk desa.

"Mereka bersenjata lengkap, ada yang membawa anjing pelacak. Anjing itu mau dilepas ke hutan melacak warga yang sedang ngumpet (bersembunyi). Kondisi hari ini masih menakutkan makanya cari aman di hutan," kata Anton, dalam keterangan pers melalui daring, Kamis sore.

Baca juga: Alasan Warga Wadas Tak Hadir dalam Mediasi Komnas HAM

Menurut Anton, warga masih merasa takut karena ratusan aparat itu masih berada di Wadas karena aparat mendirikan tenda dan tidur di teras rumah warga hingga masjid.

Menurutnya warga yang berada di hutan masih kesulitan logistik. Sempat ada bantuan tapi tidak tersalurkan dengan baik.

"Kalau logistisk, belum bisa dikondisikan karena posisi sangat semrawut dan tidak bisa dikondisikan. Informasinya, ada logistik dari PAC Ansor Bener. Tapi tidak ada yang nerima dan bagikan, pengelolaannya belum baik," katanya.

Baca juga: Gubernur Ganjar Sewa Bus untuk Pulangkan Warga Desa Wadas dari Kantor Polisi

Warga lain, sebut saja Budi membenarkan banyak warga lari ke hutan sejak pengepungan terjadi.

"Kami lihat tadi malam Brimob masih ada. Warga lari ke alas (hutan) sejak awal pengepungan itu, warga di kejar-kejar sampai malam. Sampai sekarang masih ada yang di alas. Kalau aparat lihat bisa dikejar, warga belum berani turun," urainya.

Menurutnya saat ini aktivitas warga masih lumpuh. Terlebih anak-anak di desa masih belum berani keluar rumah.

Baca juga: Persoalan di Desa Wadas, Pimpinan MPR: Jangan karena Kepentingan Nasional Kehilangan Pendekatan Manusiawi

Ganjar temui warga yang pro tambang

Seorang anak laki-laki duduk di sebuah pos kamling yang ada di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Seorang anak laki-laki duduk di sebuah pos kamling yang ada di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.
Menurut pengakuan warga yang menghadiri kegiatan tersebut, Ganjar sama sekali tidak berbicara kepada warga yang diduga mendapat perlakuan kekerasan oleh aparat.

Namun hanya menemui warga yang pro akan pengukuran lahan yang dilakukan. Bahkan, menurut salah satu warga, Ganjar seakan hanya melewati warga yang kontra.

"Ganjar hanya menemuin warga yang pro dan tidak membicarakan warga yang mendapat kekerasan," kata dia.

"Sama sekali warga yang kontra dengan rencana pengukuran tidak ditemui dan hanya dilewatin dan masuk dengan dikawal sedemikian rupa," tambah dia,

Warga itu juga mengatakan, selama kunjungannya ke Desa Wadas, Ganjar tidak membahas soal kericuhan.

"Yang kontra cuma dilewati saja," tegasnya.

Baca juga: Penambangan Andesit di Desa Wadas Berpotensi Rusak Lingkungan, Ini Jawaban Ganjar Pranowo

 

Spanduk penolakan tambang dibredeli aparat

Warga beraktivitas di sekitar rumahnya di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Warga beraktivitas di sekitar rumahnya di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.
Siswanto (30), warga Dusun Randuparang, Desa Wadas bercerita aparat telah membredeli spanduk dan banner penolakan penambangan quarry sebelum kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (9/2/2022).

"Ya jelas kondusif, kemarin sore (Selasa) banner-banner kami dicopoti polisi. Paginya (Rabu) juga dibersihkan lagi. Jadi Ganjar datang sudah bersih semua," ungkap Siswanto, Rabu.

Tak hanya itu, ia menyebut aparat gabungan berjaga hampir di semua akses desa. Akibatnya warga yang kontra penambangan quarry tak bisa keluar.

Siswanto mengaku, ratusan anggota ormas sempat berjaga di sekitar rumahnya dan hal tersebut membuat keluarganya ketakutan.

"Setiap jalan masuk RT dijaga polisi, ormas, brimop, juga sejumlah TNI. Semua warga takut khususnya yang kontra. Kalau pun mau keluar tidak berani," ungkap Siswanto, warga Dusun Randuparang.

Baca juga: LBH Yogyakarta Ungkap Alasan Warga Desa Wadas Tolak Tambang Andesit

Sebut warga yang setuju tambang bukan asli Wadas

Anggota TNI berada di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Anggota TNI berada di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Desa Wadas Rabu (9/2) hari ini mengatakan pihaknya sudah membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat sejak lama, khususnya warga yang masih menolak terkait rencana pembangunan Bendungan Bener.
Siswanto bercerita Desa Wadas terdiri dari 11 dusun dan 7 di antaranya masuk daerah terdampak penambangan.

Menurutnya 80 persen warga yang lahannya terdampak menolak rencana penambangan quary. sedangkan sisanya, 20 persen adalah pro atau setuju dengan proyek tersebut.

Ia menjelaskan warga yang setuju proyek tersebut sebagian besar bukan warga Desa Wadas asli dan hanya sedikit memiliki tanah di lokasi penambangan.

Baca juga: Ricuh di Wadas Bermula dari IPL yang Diterbitkan Ganjar pada 2018

Mereka lah yang ditemui Ganjar di Dusun Winong, Desa Wadas pada Rabu (9/2/2022).

Rombongan Ganjar disebut hanya menemui warga di Dusun Winong saja. Mereka tidak pula menemui warga lainnya yang kontra di dusun lainnya.

"Yang ditemui Ganjar itu mereka yang pro, lahan mereka sedikit di sini. Mereka tidak punya kepentingan apa pun. Sedangkan kami (warga kontra) tidak bisa keluar, "dipenjara" semua. Ganjar juga tidak menemui kami," tandas Siswanto.

Siswanto membenarkan, ada warga yang sebelumnya ditangkap polisi sudah kembali ke rumah.

Baca juga: Langkah Ganjar untuk Warga Desa Wadas yang Menolak Penambangan Andesit

Mereka pulang membawa bingkisan sembako dan sejumlah uang dari kepolisian.

Warga yang diamankan ada 64 orang, meliputi 56 warga Desa Wadas, belasan di antaranya adalah anak dibawah umur, dan lainnya adalah tim pendamping warga.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ika Fitriana | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunnews.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Maluku yang Dirasakan hingga Sorong

BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Maluku yang Dirasakan hingga Sorong

Regional
Gempa M 6,6 Guncang Maluku Tengah Malam, Warga Berhamburan ke Jalan

Gempa M 6,6 Guncang Maluku Tengah Malam, Warga Berhamburan ke Jalan

Regional
Pulang Nonton Pameran, 3 Pemuda di TTU Ditembak Orang Tak Dikenal

Pulang Nonton Pameran, 3 Pemuda di TTU Ditembak Orang Tak Dikenal

Regional
Kualitas Emas Gorontalo Terkenal Sejak Zaman VOC

Kualitas Emas Gorontalo Terkenal Sejak Zaman VOC

Regional
ASN di Brebes Diduga Hadiri Deklarasi Ganjar di Semarang, Relawan AMIN Mengadu ke Bawaslu

ASN di Brebes Diduga Hadiri Deklarasi Ganjar di Semarang, Relawan AMIN Mengadu ke Bawaslu

Regional
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Maluku Barat Daya, Tak Berisiko Tsunami

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Maluku Barat Daya, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Lansia di Ponorogo Meninggal dengan Luka Bakar Usai Bakar Sampah

Lansia di Ponorogo Meninggal dengan Luka Bakar Usai Bakar Sampah

Regional
Kekeringan, Warga di Pelosok Lebak Cari Air ke Hutan

Kekeringan, Warga di Pelosok Lebak Cari Air ke Hutan

Regional
Sempat Dibayar Rp 200 Ribu, Pelaku Pembunuhan Tidak Rela Korban Miliki Pria Lain

Sempat Dibayar Rp 200 Ribu, Pelaku Pembunuhan Tidak Rela Korban Miliki Pria Lain

Regional
Berawal Anak Bermain Api, Rumah Warga Kebumen Ludes Terbakar

Berawal Anak Bermain Api, Rumah Warga Kebumen Ludes Terbakar

Regional
Tangani Karhutla di Kalsel, BNPB Berencana Tambah Helikopter 'Water Boombing'

Tangani Karhutla di Kalsel, BNPB Berencana Tambah Helikopter "Water Boombing"

Regional
Kronologi Ayah di Pekanbaru Bunuh Bayinya, Korban Dibekap dan Jasadnya Ditutupi Selimut

Kronologi Ayah di Pekanbaru Bunuh Bayinya, Korban Dibekap dan Jasadnya Ditutupi Selimut

Regional
Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Bangka

Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Bangka

Regional
Di Balik Video Viral Polantas Gantikan Sopir Ambulans di Tol Pekanbaru-Dumai

Di Balik Video Viral Polantas Gantikan Sopir Ambulans di Tol Pekanbaru-Dumai

Regional
Kesal Diperas, Petani dan Warga di Brebes Arak 3 Orang Ngaku Wartawan ke Balai Desa

Kesal Diperas, Petani dan Warga di Brebes Arak 3 Orang Ngaku Wartawan ke Balai Desa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com