Namanya juga tercatat sebagai mahasiswa yang berhasil lolos di Pimnas (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Azwan mewakili UNY untuk berlomba di Bali saat itu.
"Rasanya kontras sekali setelah saya mati-matian memupuk mimpi. Dulu kami dikejar aparat Malaysia, lari ke hutan ramai-ramai sampai menginap tiga hari dalam semak belukar. Begitu saya berprestasi, yang kejar-kejar adalah kompetisi ilmiah. Saya berdoa untuk orangtua yang terbaik. Apa yang saya raih adalah berkah dari mereka," ucapnya.
Baca juga: Polisi Gagalkan Pengiriman 22 PMI Ilegal ke Malaysia, 2 Tersangka Ditangkap
Kiprah Azwan juga belum berhenti, menjelang kelulusannya di UNY, KJRI Kinabalu memintanya untuk mengikuti lomba PKBM se-Indonesia.
Namanya kembali muncul sebagai salah satu alumni pendidikan kesetaraan terbaik tahun 2021.
"Kesannya cukup membekas, karena perlombaan itu untuk seluruh alumni paket A, B dan C seluruh Nusantara. Pas diumumkan sebagai juara, ada kebanggaan karena lawan saya bahkan ada yang S2," tambahnya.
Dengan modal prestasi setiap jenjang pendidikan yang ia ikuti, keyakinan untuk berbuat dan peduli sesama anak PMI kian menguat.
Ia lalu berkonsultasi dengan para pendidik di Sabah Bridge untuk mendirikan Yayasan Permata Ibu Pertiwi di Yogyakarta.
Sebuah yayasan yang berfokus pada kepedulian terhadap anak-anak PMI dan merupakan kepanjangan tangan dari Sabah Bridge.
Permata Ibu Pertiwi kini beranggotakan 90 orang. Semua adalah anak PMI yang mengenyam pendidikan di Jawa.
"Bagaimanapun talenta dan bakat akan selalu ada jika diasah. Tak peduli status kami anak anak PMI dan orang tua kami buta huruf. Namanya permata meski dibenamkan dalam lumpur tetaplah menjadi permata sampai kapanpun. Itu yang menginspirasi saya menamakan yayasan kami sebagai Permata Ibu Pertiwi," bebernya.
Baca juga: Polisi Gagalkan Pengiriman 22 PMI Ilegal ke Malaysia, 2 Tersangka Ditangkap
Azwan berpesan pada anak anak PMI, khususnya di Malaysia untuk memelihara mimpi. Memiliki tekat, keuletan dan keyakinan untuk membahagiakan orangtua.
Dari berkah tangan orang tua, mengalir untaian doa mustajab. Akan jadi apa nantinya, doa orangtua memiliki pengaruh sangat besar.
"Setiap anak adalah anugerah dan punya bakat masing masing. Kaya atau miskin punya kesempatan jadi sukses. Jangan takut bermimpi, bermimpilah dengan mata terbuka, kesempatan terbuka lebar bagi siapapun. Tidak melihat kamu lahir dari dari PMI illegal atau legal. Selama kamu WNI, kembalilah ke Indonesia, bangun bakat minatmu bukan untuk dirimu saja, melainkan untuk orang tua, bangsa dan sesamamu," pesannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.