Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pahlawan Nasional dari Purworejo, Ada WR Supratman hingga Jenderal Ahmad Yani

Kompas.com - 10/02/2022, 14:39 WIB
Dini Daniswari

Editor

Ahmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus untuk memimpin penumpasan pemberontakan PRRI dan berhasil.

Pada 1962, ia diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat

Jenderal Ahmad Yani selalu berbeda paham dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh tani yang dipersenjatai.

Oleh karena itu, ia menjadi salah satu target PKI yang diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI Angkatan Darat melalui pemberontakan G30S/PKI.

Ahmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965. Jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

3. Jenderal Oerip Soemohardjo

Oerip Soemohardjo lahir dengan nama kecil Mohammad Sidik. Ia lahir pada tanggal 22 Februari 1893 di Sindurijen, Purworejo, Jawa Tengah.

Sejak kanak-kanak Oerip dikenal sebagai anak yang nakal dan memiliki keberanian tinggi.

Jiwa kepemimpinan dalam diri Oerip Soemohardjo telah mulai terbentuk sejak kanak-kanak.

Sejak sekolah dasar, Oerip pernah berpindah-pindah sekolah. Ia pernah dipindahkan ke Sekolah Dasar Eropa (ELM) untuk anak perempuan dengan harapan kenakalannya berkurang.

Lalu, ia pindah ke sekolah anak laki-laki yang mayoritas berisi anak-anak dari tangsi KNIL.

Baca juga: Akibat Hujan Deras, Jalan Jenderal Ahmad Yani Terendam Banjjr

Kemudian, ia melanjutkan ke Sekolah Pamong Praja untuk Bumiputera (OSVIA) di Magelang. Namun di sekolah itu, ia melihat tindakan diskriminasi terhadap kaum Bumiputra oleh guru-guru yang berasal dari Belanda. Oerip memutuskan untuk kabur.

Lalu, Oerip pindah ke Sekolah Militer Meester Cornelis, meskipun keputusannya ditentang ayahnya.

Pada Oktober 1914, Oerip lulus Sekolah Militer, ia menyandang letnan dua dan dilantik sebagai opsir KNIL.

Oerip ditempatkan di tiga pulau yang berbeda-beda dengan dipromosikan beberapa kali. Akhirnya, ia menjadi perwira pribumi dengan pangkal tertinggi KNIL.

Oerip mengundurkan diri dari jabatannya sekitar 1938, karena ia berselisih paham dengan Bupati Purworejo, tempat ia ditempatkan. Ia dan istri kemudian pindah ke desa di dekat Yogyakarta.

Pada tanggal 14 Oktober 1945, beberapa bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Oerip ditetapkan sebagai kepala staf pemimpin sementara angkatan perang yang dibentuk. Oerip berusaha menyatukan kelompok-kelompok militer yang terpecah-pecah.

Baca juga: HUT Kota Bekasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Ini Rekayasa Lalu Lintasnya

Dalam rapat penentuan pemimpin TKR, yang melakukan pemungutan suara sebanyak tiga kali. Soedirman ditetapkan sebagai Panglima Besar TKR dan Oerip Soemohardjo ditetapkan sebagai Kepala Staf TKR.

Mereka berdua sama-sama mengawasi pembangunan angkatan perang pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Pada 1948, Oerip mundur dari militer karena muak atas kurang kepercayaan pemerintah terhadap militer.

Karena mengidap lemah jantung, kondisi kesehatannya memburuk. Oerip wafat karena serangan jantung. Saat kematiannya,

Ia berpangkat letnan jenderal. Ia dipromosikan secara anumerta menjadi jenderal penuh.

4. Sarwo Edhie Wibowo

Sarwo Edhie WibowoIrian Barat dari Masa ke Masa (1971) Sarwo Edhie Wibowo

Sarwo Edhie Wibowo lahir pada tanggal 25 Juli 1925 di Purworejo.

Sarwo Edhie Wibowo juga dikenal sebagai ayah dari Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, yang merupakan ibu negara Republik Indonesia sekaligus istri Presiden Republik Indonesia ke enam, Susilo Bambang Yudhoyono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com