Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasangan Muda Dirikan Rumah Belajar di Pelosok Papua, Ekspedisi Jalan Kaki Susuri 26 Kampung

Kompas.com - 10/02/2022, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

 

Ekspedisi berjalan kaki menyusuri 26 kampung

Adit dan Putri memulai misi mereka dengan berjalan kaki menyusuri 26 kampung di Kabupaten Yahukimo pada penghujung 2017.

"Kami ingin merasakan sendiri, melihat, dan mencari tahu kira-kira tempat mana yang Tuhan tunjuk kami untuk menyelenggarakan pendidikan," kata Putri.

Tidak ada akses jalan raya dan transportasi darat yang bisa digunakan. Mereka harus berjalan menyusuri hutan untuk mencapai kampung-kampung di Yahukimo.

Opsi lainnya adalah menggunakan pesawat perintis yang tentunya berbiaya mahal.

Sebanyak 26 kampung mereka singgahi dalam kurun 42 hari perjalanan, salah satunya Kampung Kosarek.

Baca juga: 9 Rumah Baca Kampayekan Literasi dengan Cara Unik, Dikelola Mantan Mucikari hingga Aggota TNI Polri

Adit dan Putri menemui banyak anak usia sekolah di Kosarek, tetapi mereka tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung. Sebab, terakhir kali sekolah formal beroperasi di distrik itu ialah pada 2006.

Seluruh penduduk di Kampung Kosarek beragama Kristen, sehingga setiap pekan mereka mengikuti Sekolah Minggu di gereja. Berbagai kegiatan masyarakat pun dikoordinasikan oleh gereja.

Namun, tingkat literasi yang rendah membuat anak-anak itu tidak bisa membaca injil meski telah diterjemahkan ke dalam bahasa Mek, bahasa asli mereka.

Melihat situasi itu, Adit dan Putri meyakini bahwa Kampung Kosarek lah tempat yang ditunjuk Tuhan untuk mereka.

Baca juga: Saat KKN, Mahasiswa di Lampung Barat Bangun 15 Rumah Baca

Mereka kemudian menyampaikan misi untuk menggerakkan kembali pendidikan di kampung itu kepada misionaris gereja.

"Waktu kami memperkenalkan diri dan menyampaikan visi kami untuk menggerakkan pendidikan di daerah terpencil, mereka [misionaris gereja] senang," kata Adit.

"Bagi mereka, kami adalah pergumulan dan jawaban doa mereka, dan bagi kami mereka juga adalah jawaban dari doa-doa kami," ujarnya.

Mome Lemnep Ae Kosarek

Setelah ekspedisi dan proses yang panjang, Adit dan Putri akhirnya memulai misi mereka di Kampung Kosarek pada Oktober 2018.ZAKHARIA PRIMADITYA, PUTRI KITNAS INESIA via BBC Indonesia Setelah ekspedisi dan proses yang panjang, Adit dan Putri akhirnya memulai misi mereka di Kampung Kosarek pada Oktober 2018.
Setelah ekspedisi dan proses yang panjang, Adit dan Putri akhirnya memulai misi mereka di Kampung Kosarek pada Oktober 2018.

Ini adalah keputusan besar yang membuat mereka harus tinggal jauh dari keluarga, meninggalkan segala fasilitas dan kenyamanan di kota.

Misi itu mereka mulai bermodal uang tabungan pribadi. Rumah pertama yang mereka tempati di Kosarek adalah sebuah bangunan sederhana berdinding kayu yang telah belasan tahun tidak dihuni.

Mendapatkan kebutuhan pokok tidak lagi semudah datang ke toko terdekat. Bahan-bahan pokok harus mereka datangkan dari kota menggunakan pesawat, dengan biaya lebih mahal.

Baca juga: HUT Ke-76 RI, Ini Harapan Masyarakat di Pelosok Papua

Sumber listrik bergantung pada panel surya, dan pada saat itu, belum ada sambungan internet yang bisa menghubungkan mereka dengan dunia luar. Tetapi tekad mereka lebih kuat di tengah segala keterbatasan itu.

"Kami benar-benar nekat. Kami tidak ada pengalaman misionaris, tidak ada pengalaman crowdfunding, cari dana atau apa pun. Kami hanya komitmen ke Tuhan," kenang Adit.

Pada masa-masa awal di Kosarek, Adit dan Putri mengasuh Sekolah Minggu sebanyak dua kali dalam sepekan, mengajarkan literasi dasar dan alkitab untuk anak-anak usia dini.

Mereka juga melatih dan mendampingi pemuda setempat yang dulunya putus sekolah untuk menjadi tutor belajar bagi anak-anak yang lebih muda.

Baca juga: Viral, Video Barter Emas di Pedalaman Papua, 1 Gram Dapat 1 GB Internet, Ini Ceritanya

Materi pelajaran disampaikan dengan cara yang variatif seperti melalui dongeng, permainan, kuis berhadiah, bahkan lagu.ZAKHARIA PRIMADITYA, PUTRI KITNAS INESIA via BBC Indonesia Materi pelajaran disampaikan dengan cara yang variatif seperti melalui dongeng, permainan, kuis berhadiah, bahkan lagu.
Seiring berjalannya waktu, Adit dan Putri akhirnya mendirikan rumah belajar, yang dalam bahasa Mek mereka sebut sebagai Mome Lemnep Ae Kosarek.

Berawal di sebuah bangunan sederhana berdinding kayu dan beralas rumput, Mome Lemnep Ae menjadi tempat pertama bagi anak-anak Kosarek untuk menimba ilmu setelah belasan tahun lamanya.

Di Mome Lemnep Ae, anak-anak mendapat pelajaran agama, matematika, dan bahasa. Tetapi, materi pelajaran disampaikan dengan cara yang variatif seperti melalui dongeng, permainan, kuis berhadiah, dan lagu.

"Saya bikin video hari pertama belajar di alas rumput. Untuk pertama kalinya mereka merasa kita belajar, tapi kayak main," kenang Putri.

Baca juga: Perjuangan Telma di Pedalaman Papua demi Tuntaskan Buta Aksara

Ketika murid-muridnya hendak belajar menulis atau menggambar, maka Adit dan Putri akan mengajak mereka menyanyikan lagu yang liriknya berupa instruksi untuk melakukan gerakan jari ringan sebagai pemanasan.

Lagu itu diciptakan sendiri oleh Adit dalam bahasa Mek, sehingga anak-anak mampu memahaminya dengan baik.

Adit dan Putri juga membekali anak didik mereka dengan keterampilan nonteknis.

Setiap tahun mereka meminta anak-anak untuk tampil di hadapan banyak orang dengan bernyanyi, bermain musik, drama, atau membaca puisi untuk melatih kepercayaan diri mereka.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Guru di Pedalaman Papua Butuh Tambahan Dana Operasional

Sebab, sebagian besar anak-anak di Kosarek pada awalnya adalah pribadi yang pemalu dan rendah diri karena tidak memiliki cukup ruang untuk beraspirasi.

"Sekarang kalau anak Mome Lemnep Ae ditanya siapa yang mau buat penampilan, semua angkat tangan baku rebut, karena kepercayaan diri mereka sudah tumbuh," jelas Putri.

Setiap pulang sekolah, mereka juga menjalankan peternakan yang dikelola bersama.

Anak-anak bisa menyumbang ubi untuk makanan ternak ayam dan bebek. Mereka juga memiliki jadwal piket untuk membersihkan kandang.

"Ketika usia ayam sudah cukup, hasilnya masuk ke tabungan pendidikan anak-anak. Kami tidak memungut biaya, kami hanya ingin anak-anak punya tanggung jawab dan kemandirian yang tinggi," kata Putri.

Baca juga: Bagikan Buku Saku untuk Anak, Cara Sosialisasi Corona di Wilayah Pedalaman Papua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com