Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Abah, Macan Tutul Ikon Gunung Sawal Ciamis Ditemukan Mati

Kompas.com - 09/02/2022, 21:27 WIB
Candra Nugraha,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Si Abah, macan tutul yang menjadi ikon Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ditemukan mati.

Macan tutul ini ditemukan tinggal tulang di kaki Gunung Sawal, tepatnya di daerah Jalatrang, Kecamatan Cipaku.

"Kita menduga mati secara alami. Kulitnya sudah luluh sempurna," kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis, Andi Witria melalui sambungan telepon, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: 4 Bulan Dipasang, Kamera Trap di Sanggabuana Rekam Macan Tutul Sekali

Awalnya, kantor KSDA mendapat laporan dari warga yang sedang berkebun terkait penemuan tulang belulang hewan, Kamis (3/2/2022).

Saat itu warga menduga itu tulang kambing atau domba.

"Namun ada taringnya. Temuan itu dilaporkan ke KSDA karena diduga macan tutul," kata Andi.

Tim dari KSDA kemudian menuju lokasi penemuan tulang belulang tersebut.

Lokasinya berada di kebun warga, jaraknya sekitar 500-600 meter dari batas kawasan Suaka Margasatwa Gunung Sawal.

Baca juga: Macan Tutul yang Terekam Kamera di Gunung Sanggabuana Dinilai Kabar Baik

Setelah dilihat ke lokasi, lanjut Andi, memang benar yang tersisa hanya tulang. Petugas kemudian memeriksa lebih lanjut tulang tersebut.

"Kami punya data morfometrik si Abah, gigi dan tengkorak. Setelah dicocokkan itu sama dari susunan giginya. Itu juga diperkuat oleh pernyataan dokter hewan," kata Andi.

Setelah menjalani pemeriksaan, lanjut dia, pihaknya cukup yakin bahwa tulang belulang itu adalah si Abah, sang Penguasa Gunung Sawal.

"Dugaan 99 persen itu adalah Abah," jelas Andi.

Hasil pemeriksaan, si Abah diperkirakan mati 2 bulan lalu. Kematian macan ini kemungkinan secara alamiah.

Selain itu, kata Andi, terdapat sisa-sisa belatung di tulang belulang hewan itu.

Hal ini menandakan si Abah bukan mati akibat diracun.

"Ada belatung hidup di tulangnya. Tidak ada zat-zat kimia," jelasnya.

Pihaknya juga memeriksa tulang belulang itu dengan alat pendeteksi logam. Hasilnya tidak ditemukan ada logam di tulang belulang.

"Khawatir ada peluru, hasil metal detektor tak ada," katanya.

Menurut Andi, tulang belulang si Abah dalam kondisi baik. Tidak ada bekas pukulan pada tulang tersebut.

Ia memperkirakan si Abah mati karena usianya yang sudah tua. Menurutnya, macan ini sudah berusia 14 tahun dan hampir 15 tahun.

Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian, rata-rata macan tutul di alam disebut tua saat berusia 12-18 tahun.

Apabila di kebun binatang, usianya bisa saja lebih lama karena dikasih makan.

Menurut Andi, saat terakhir ditangkap dua tahun lalu, gigi taring si Abah sudah tanggal, gigi seri sebelah kanan rusak, gigi geraham sudah patah.

Karena usianya sudah senja, kemampuan berburu macan ini juga sudah berkurang.

Hal lainnya, tambah Andi, si Abah tergeser oleh jantan muda yang lebih kuat sehingga tidak bisa bersaing di alam.

"Dia mati dengan tenang di habitatnya," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Regional
Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Regional
Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Regional
Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Regional
Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Regional
Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com