SEMARANG, KOMPAS.com - Proses pengukuran lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworeko, Jawa Tengah, yang dikawal polisi bersenjata lengkap diwarnai kericuhan pada Selasa (8/2/2022).
Bahkan, sekitar 64 warga diamankan oleh aparat kepolisian usai insiden tersebut dan dibawa ke Polres Purworejo.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, 250 personel diterjunkan mendampingi petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk melakukan pengukuran lahan.
Baca juga: Kekhawatiran Warga Desa Wadas yang Tanahnya Sudah Diukur: Takut Enggak Dibayar
Lahan yang diukur merupakan milik warga Wadas yang setuju agar tanahnya dibebaskan.
Menurut Luthfi, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh pemilik lahan demi kepastian proses pengukuran.
"Karena area sangat luas kurang lebih 114 hektar, ada 10 tim dari BPN yang melakukan pengukuran, dan setiap tim didampingi oleh sekitar 20-an personel. Jadi tidak ada ribuan polisi, hanya 250 personel yang diterjunkan untuk mendampingi 10 tim dari BPN," ungkap Luthfi di Mapolres Purworejo dalam keterangan tertulis, Rabu (9/2/2022).
Luthfi mengatakan, jumlah kekuatan personelnya sudah sesuai dengan perkiraan ancaman yang dimungkinan terjadi saat di lapangan.
"Berjalannya waktu dalam kegiatan timbul suatu kontak antara 346 masyarakat yang telah menerima dengan 36 masyarakat yang belum menerima. Jadi kami melakukan action dengan melindungi hak warga yang ingin agar tanahnya segera diukur agar tidak terjadi kontak gesekan," jelas Luthfi.
Baca juga: Awal Mula Warga Wadas Melawan, Tolak Tambang Batu Andesit untuk Proyek Bendungan Bener
Sementara itu, Luthfi memastikan sebanyak 64 orang yang saat ini diamankan di Mapolres Purworejo akan dilepas untuk berkumpul kembali ke masyarakat hari ini.
"Jadi tidak ada penangkapan, penahanan dan hari ini akan dikembalikan pada masyarakat," tuturnya.
Luthfi meluruskan bahwa tidak ada polisi menyerbu masjid saat kericuhan berlangsung.
Menurutnya, yang terjadi adalah polisi melindungi masyarakat yang kontra dari kejaran masyarakat yang pro.
"Posisi dari polisi membelakangi masjid, ini menunjukkan kami melindungi mereka yang kontra dari kejaran masyarakat yang pro yang pada saat itu berlari mencari perlindungan dalam masjid," terang Kapolda.
Baca juga: Minta Maaf atas Kericuhan di Wadas, Ganjar Harap Penolak Pembangunan Waduk Mau Berdialog
Ia juga meluruskan terkait adanya isu penculikan atau warga yang hilang.
Menurutnya, polisi pada saat itu mengamankan satu orang warga yang diduga menyebarkan foto berisikan narasi kebencian.
"Saat diamankan istrinya pun tahu, dan yang bersangkutan saat diamankan juga dimintai keterangan dengan perlakuan yang baik. Jadi tidak benar yang bersangkutan diculik," tegasnya.
Baca juga: YLBHI Sebut Dialog antara Ganjar dan Warga Wadas Belum Pernah Terjadi
Luthfi menegaskan kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP dan berprinsip memfasilitasi kegiatan dalam proses pengukuran lahan tersebut.
"Insyaallah besok akan selesai kegiatan tersebut," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.