Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna dan Gerakan Tradisi Lawang Sakepeng Suku Dayak dari Kalimantan Tengah

Kompas.com - 09/02/2022, 11:51 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Lawang Sakepeng adalah atraksi silat suku Dayak (utamanya Dayak Ngaju) di Kalimantan Tengah.

Lawang berarti pinntu atau gapura, sedangkan sakepeng berarti satu keping.

Lawang Sakepeng biasanya dibuat dari kayu dengan lebar kurang lebih 1,5 meter dengan tinggi 2,3 meter.

Bagian atasnya diukir dengan tanaman rambat dan hiasan burung Enggang, bagian sisi sampingnya dihiasi dengan janur atau daun kelapa muda serta telawang.

Atraksi tersebut untuk menyambut tamu yang hadir dalam upacara adat. Saat ini, Lawang Sakepeng banyak ditampilkan untuk menyambut tamu dalam upacara pernikahan.

Tradisi ini mengingatkan pada tradisi Palang Pintu dari Betawi

Baca juga: Lawang Sakepeng, Berjuang ke Satu Tujuan

Tata Cara dan Gerakan Tradisi Lawang Sakepeng

Tradisi ini dapat dilakukan laki-laki maupun perempuan.

Pada upacara pernikahan, pesilat yang bermain berasal dari pihak laki-laki maupun perempuan. Masing-masing mempelai dapat menurunkan pesilat sebanyak satu atau lebih dari satu.

Pesilat yang dipilih adalah pesilat yang memahami tata cara bermain, seperti menyerang, menangkis, bahkan membuat lawan terluka.

Permainnya dengan mempertemukan para pesilat pada satu titik garis saling berhadapan satu lawan satu. Pertemuan tersebut tepatnya di bawah gapura atau lawang.

Lawang Sakepeng, tradisi silat suku Dayak (terutama Dayak Ngaju) di Kalimantan Tengah mediacenter.palangkaraya.go.id Lawang Sakepeng, tradisi silat suku Dayak (terutama Dayak Ngaju) di Kalimantan Tengah

Titik garis ini biasanya menggunakan benang sebagai rintangan, dimana pada benang itu dipasang bunga warna-warni.

Tali penghalang ini menjadi pertemuan para pesilat untuk dibuka yang didahului dengan atraksi pencak silat.

Atraksi Lawang Sakepeng diiringi dengan alat musik pengiring, biasanya berupa gendang manca dan garantung khas Dayak.

Baca juga: Ngayau, Tradisi Perburuan Kepala yang Membuat Suku Dayak Ditakuti Musuh

Biasanya, pesilat menggunakan rompi khas Dayak, namun saat ini banyak pesilat yang tidak menggunakan rompi itu.

Konon, nenek moyang suku Dayak dulu menggunakan gerakan silat Lawang Sakepeng yang mengadopsi tingkah laku hewan.

Seperti, gerakan yang meniru hewan ganas atau penyerang endemik yang banyak menghuni di hutan Kalimantan, antara lain Beruang Beruk maupun jenis lain yang beroriantasi pada makhluk penyerang atau pemangsa.

Makna Lawang Sekepeng

Secara umum, Lawang Sekepng untuk menjauhi rintangan selama menjalani kehidupan berumah tangga.

Baca juga: Asal-usul dan Tradisi Turun-temurun Suku Dayak

"Secara umum makna atau filosofi tradisi Lawang Sakepeng ini adalah untuk menjauhkan sebuah kehidupan keluarga dari berbagai rintangan, halangan, maupun malapetaka. Sebab ituu menjalani kehidupan harus dijalani dengan kegigihan," terang Gauri, Staf Analisis Potensi Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah yang dikutip dari mediacenter.palangkaraya.go.id.

Sumber: https://mediacenter.palangkaraya.go.id/lawa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Regional
Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com