Ia mendapatkan gaji setara dengan guru Belanda. Rekan-rekan Belandanya tidak menyukai dan memandang rendah Tan Malaka.
Tan Malaka menjadi orang yang penuh semangat mendalami politik dan mengaplikasikan ilmu dan pengalamannya yang diperoleh di negeri Belanda.
Pemikirannya semakin radikal dengan menggunakan ideologi kiri. Aksi pertamanya adalah keterlibatan terhadap pemogokan buruh di Sumatera.
Tahun 1921, Tan daingkat menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI).
Akibat aktivitas politiknya itu, setahun kemudian pemerintah Hindia Belanda mengusirnya dari Indonesia.
Pada 1922, Tan Malaka sempat mewakili Indonesia dalam Konggres Keempat Komintem (Komunis Internasional). Di sana,
Ia ditunjuk sebagai agen komitmen untuk Asia Tenggara dan Australia.
Lalu pada 1926, Tan Malaka menentang pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI), ia disalahkan pendukungnya atas kegagalan pemberontakan.
Tahun berikutnya, ia mengorganisir sebuah kelompok di Bangkok yang disebut sebagai Partai Republik Indonesia.
Tujuannya mengembangkan kader bawah tanah yang akan bekerja di Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.