Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Ungkap Bus Pariwisata dalam Kecelakaan di Bantul Laik Operasi dan Lolos Uji Kir

Kompas.com - 08/02/2022, 17:59 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ungkap kondisi bus pariwisata yang menabrak tebing Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (6/2/2022).

"Semua sistem berjalan baik. Bus itu secara fungsional bisa mengerem. Tak ada masalah teknis," tegas Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, saat berada di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Selasa (8/2/2022).

"Kami sudah periksa kendaraan meliputi sistem rem, sambungan-sambungan kompresor, tabung angin. Tidak ada masalah dan tidak ada kebocoran. Anginnya masih ada," lanjutnya.

Baca juga: Media Asing Beritakan Kecelakaan Bus di Bantul Sambil Sebut Kecelakaan Mematikan Sering Terjadi di Indonesia

Wildan menjelaskan kondisi roda bus sesuai standar ambang batas normal. Dan dianggap masih layak digunakan baik dari alurnya maupun gap kampas.

Dari pengakuan saksi pendamping sopir bus (kernet) menjelaskan saat dari tanjakan Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pengemudi menggunakan gigi tiga. Karena itu, kendaraan meluncur dengan cepat.

Mendekati di titik jatuh atau Tempat Kejadian Perkara (TKP), pengemudi kesulitan mengerem, karena bus dalam kecepatan tinggi.

"Masalahnya kegagalan pengereman," jelas Wilda. "Pengemudi memindahkan gigi dari 3 ke 2. Itu tidak mungkin terjadi, Pasti akan masuk ke gigi netral diperkirakan bus dalam kecepatan 80 kilometer per jam," imbuhnya.

Wildan menjelaskan jarak jalan mulai menurun hingga TKP laka adalah 1,1 kilometer. Untuk ketinggiannya, dari hasil pengecekan via Google Earth, ada perbedaan tinggi 150 meter sepanjang jalan dengan gradien tinggi 20 persen.

Diperkirakan saat kejadian kecepatan bus tembus bisa 80 kilometer per jam. Temuan lainya, KNKT mengatakan pengemudi diduga panik tidak bisa menarik rem tangan (hand break).

Baca juga: Meski Tubuhnya Terluka, Danarto Merangkak Cari Anak dan Istri Usai Bus yang Ditumpangi Tabrak Tebing di Bantul

"Posisi hand break belum tertarik. Waktu saya tanya pengemudi tidak menarik itu. Kenapa? Mungkin panik. Saya tidak bisa berandai-andai. Karena pengemudi meninggal dunia," ujar dia.

KNKT datang ke Dishub Surakarta untuk melakukan pengecekan terhadap administrasi uji Kir dari bus tersebut, Sebab rampcheck bus tersebut terdata di Dishub Surakarta.

Setelah investigasi selesai, pihaknya akan berkodinasi dengan Dishub dan Binamarga Provinsi DIY.

Baca juga: Polres Bantul Libatkan Mercedes Benz sebagai Saksi Ahli Kecelakaan Bus di Kawasan Bukit Bego

Sementara itu, Kepala Dishub Surakarta, Hari Prihatno mengatakan bus pariwisata GA Trans, lolos uji kir pada 16 November 2021 dan akan berakhir 16 Mei 2022.

"Hasil uji KIR yang kita lakukan laik jalan, hasilnya bagus. Artinya sudah sesuai prosedur, lolos semua," jelasnya, Selasa (8/2/2022).

"Rem, lampu, klakson, ban dan lainnya bagus. Hasilnya kan tidak bisa direkayasa, karena sistemnya computerize. Jadi tidak mungkin menipu karena pakai komputer. Kalau nggak bagus ya nggak lolos," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com