Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selembayung Riau: Motif, Makna Ukiran, dan Gambar

Kompas.com - 07/02/2022, 21:00 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Selembayung terletak bersilang pada kedua ujung perabung (atap) bangunan. Selembayung menjadi ciri khas Melayu yang bertahan hingga kini.

Selembayung merupakan salah satu unsur identitas Melayu di masyarakat Provinsi Riau.

Selembayung disebut juga selo buyung dan tanduk buang yang merupakan hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung bangunan adat Melayu Riau terdapat di Provinsi Riau.

Di antara bagian-bagian bangunan Melayu secara umum, ragam hias dan ornamen semacam Selembayung menjadi ciri khas Melayu yang bertahan hingga kini.

Hal tersebut tidak lain karena bentuk dan makna simbolik filosofi mencerminkan sikap hidup orang Melayu.

Sejam zaman dulu, Selembayung merupakan ragam hias pada bangunan Melayu Riau, baik rumah, istana, balai adat, dan lain sebagainya.

Baca juga: Mengenal Bahasa Daerah Provinsi Riau

Selembayung yang berbentuk menyilang dan berukir ini memiliki beberapa makna.

Makna Ukiran Selembayung

Makna ukiran selembayung mengandung arti pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pengertian lain, Selembayung dimaknai sebagai bulan sabit yang memberikan penerangan seisi rumah.

Ukiran Selembayung juga melambangkan tandu kerbau, hewan yang banyak membantu penduduk dalam mengolah pertanian.

Seiring dengan adanya variasi Selembayung, lambang ini dianggap sebagai ornamen. Di dalam, ornamen arsitektur tradisional Melayu Riau banyak bersumber dari alam, yaitu flora, fauna, dan benda-benda lain.

Makna Selembayung Dalam Kehidupan Sehari-hari

Selembayung mengandung beberapa makna, antara lain:

Tajuk Rumah, yaitu Selembayung membangkitkan 'Cahaya' Rumah

Baca juga: Periode Sastra Melayu Klasik

Pekasih rumah, yaitu lambang keserasian dalam kehidupan rumah tangga

Tangga dewa, yaitu sebagai lambang tempat turun para dewa, mambang, akuan, soko, keramat, dan sidi yang membawa keselataman bagi manusia.

Ukiran Selembayungdispusip.pekanbaru.go.id Ukiran Selembayung

Dalam upacara adat, Selembayung terdapat pada balai ancak yang mengandung makna yang mirip dengan tangga dewa.

Sebagai rumah beradat, yaitu sebagai tanda bahwa bangunan itu adalah tempat kediaman orang yang memiliki budaya.

Sebagai ruah rumah, yakni lambang bahwa bangunan itu mendatangkan tuah kepada pemiliknya.

Baca juga: Rumah Melayu Atap Lipat Kajang di Riau

Motif dan ukuran lembayung (daun-daun dan bunga) juga lambang atau perwujudan kasih sayang, tahu adat dan tahu diri.

Makna lainnya, secara spesifik selembayung jua dianggap melambangkan hubungan manusia dengan penciptanya. Saat, manusia menjalani kehidupan penuh cobaan, manusia diharapkan selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karena nilai-nilai menjadi simbol seluruh kehidupan sehari hari, maka Selembayung sangat penting dalam arsitektur Melayu.

Maskipun, banyak bangunan Melayu Riau mengalami modifikasi namun tidak pernah meninggalkan Selembayung sebagai bagian dari bangunan tersebut.

Baca juga: Rumah Melayu Atap Belah Bubung, Riau

Penggunan hiasan selembayung tidak hanya pada bangunan rumah melainkan juga pada pelaminan-pelaminan Melayu. Selembayung sebagai penanda maupun hiasan yang menunjukkan bahwa pelamin yang digunakan adalah adat Melayu Riau.

Di Pekanbaru, Selembayung selalu dipakai untuk kantor-kantor pemerintah dan swasta.

Sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan ejournal.umri.ac.id

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com