Pedagang Pasar Legi lainnya, Awan (46) mengatakan, sudah dua pekan tidak mendapatkan minyak goreng bersubsidi.
Wawan mengaku masih memiliki stok minyak goreng, tetapi untuk ukuran setengah liter dengan harga Rp 8.000.
"Sekarang pada beli tapi bingung barang tidak ada. Kita biasanya sediakan lima merek. Tapi sekarang cuman ada satu dan merek tidak terkenal," kata Awan.
Baca juga: Kebiasaan Baru Umi Muyasaroh, Keluar Masuk Ritel Modern Berburu Minyak Goreng Rp 14.000 Per Liter
Hal yang sama juga dirasakan agen minyak goreng Pasar Gede Solo, Yuswito (50).
Dia mengaku, hari ini tidak menjual minyak goreng karena pasokan minyak goreng dari distributor langka.
Yuswito mengatakan biasanya membeli minyak goreng dari distributor secara grosir dengan harga Rp 17.750 per kilogram.
Kemudian dia menjual minyak goreng tersebut dengan harga Rp 18.000 per kilogram.
Alasan masih menjual dengan harga lama karena dari distributor belum mendapat harga sesuai yang ditentukan.
"Ini kita beli di grosir besar, sementara ini saya tidak punya minyak, habis. Karena dari distributor besar langka, dan hargapun masih ikut harga lama. Dari sana bilang juga belum dapat harga yang sesuai dengan yang ditentukan," ungkap dia.
Baca juga: Rela Pangkas Jam Istirahat demi Berburu Minyak Goreng Rp 14.000 Per Liter
Dia mengatakan dalam tiga hari terakhir minyak goreng langka. Selain harganya masih tinggi, dia takut jika ada operasi pasar.
"Ini tiga hari sudah susah, mereka katakan harga masih mahal, kalau mau beli harga yang mahal dia juga takut untuk dioperasi, karena pemerintah mintanya harga murah. Tapi distributor bilang tidak bisa karena dari sana dia beli harga mahal, harap maklum katanya," kata dia.