KOMPAS.com - Rumah Krong Bade adalah rumah adat yang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam. Rumah ini sering disebut rumoh Aceh.
Sepertihalnya rumah-rumah tradisional pada umumnya, Rumah Krong Bade banyak menggunakan bahan baku alam.
Selain sebagai tempat tinggal, ukiran yang terdapat di dalam rumah menjadi penanda status ekonomi pemiliknya.
Rumah Krong Bade merupakan rumah adat yang hampir punah karena saat ini masyarakat Aceh lebih senang tinggal di rumah modern.
Karena, biaya pembuatan dan perawatan Rumah Krong Bade cukup besar.
Rumah Krong Bade berbentuk persegi panjang yang memanjang dari timur ke barat.
Baca juga: Rumah Adat Aceh: Nama, Ciri Khas, Filosofi, dan Fungsi Tiap Bagiannya
Rumah ini memiliki tangga di depan rumah yang berfungsi untuk masuk ke dalam rumah. Tinggi tangga tersebut sekitar 2,5-3 meter dari permukaan tanah.
Pada umumnya, anak tangga Rumah Krong Bade berjumlah ganjil, sekitar 7 - 9 anak tangga.
Bahan dasar bangunan Rumah Krong Bade berasal dari alam. Dalam pembuatan rumah, masyarakat Aceh tidak menggunakan paku.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan tali untuk mengikat dan menyatukan bahan bangunan yang satu dengan yang lain.
Dinding rumah adat terbuat dari kayu enau yang dihiasi dengan lukisan dan atapnya terbuat dari daun rumbia.
Ukiran yang terdapat di Rumah Krong Bade bervariasi tergantung dari kondisi ekonomi pemiliknya. Semakin, banyak jumlah ukiran di dinding rumah, maka semakin sejahtera tingkat ekonominya.
Baca juga: Mengenal Rumoh Aceh, Rumah Adat Aceh, Bentuk, Keunikan, dan Ciri Khas
Saat ini, Rumah Krong Bade tidak terlalu diminati masyarakat Aceh. Selain karena derasnya arus modernitas, pembangunan Rumah Krong Bade membutuhkan biaya yang banyak serta tenaga dalam pemeliharaannya.
Pasalnya, materi dasar pembuatan rumah berasal dari kayu yang saat ini tergolong sulit diperoleh.
Pembagian Ruang di Rumah Krong Bade