Ritual ini dilakukan untuk penguatan agar para penari yaitu Anak Sangei tidak diganggu oleh roh jahat.
Ritual ini dilakukan dengan pemberian jampi limau dan tepung setawar oleh Tuwei Batin kepadapara penari dengan cara dipercikkan.
Namun, seiring dengan menyebarnya ajaran Islam, ritual Jampi Limau ini tidak lagi dipraktikkan.
3. Tari Penyambutan
Rangkaian berikutnya berupa tari penyambutan, yaitu mnenyambut orang yang dianggap penting.
Tari penyambutan juga berfungsi untuk mengantarkan tamu dari pintu masuk menuju tempat yang telah disediakan saat Upacara Kejei berlangsung.
Tari ini dibawakan oleh 5 orang penari perempuan atau lebih, dengan catatan jumlahnya harus ganjil.
Baca juga: Tari Sekapur Sirih: Asal, Makna, Gerakan, dan Cerita
4. Inti Tari Kejei
Rangkaian inti Tari Kejei dilakukan dengan membawakan gerakan Tari Kejei oleh para penari atau Anak Sangei.
Saat tarian inti dimulai, penari akan membentuk dua baris berbanjar, yaitu satu barisan penari laki-laki, dan satu lagi barisan penari perempuan.
Posisi ini sebagai simbol perbedaan dan batas antara laki-laki dan perempuan, dimana keduanya tidak boleh membaur.
Masyarakat Rejang meyakini bahwa anak perempuan harus dijaga dan tidak boleh bercampur dengan lawan jenis.
Seorang penari perempuan akan bertugas menyambei atau bersyair. Tarian dimulai setelah gong berbunyi.
Tari Kejei memiliki sejumlah gerakan yang masing-masing merupakan simbol dan memiliki makna tersendiri.
- Gerak Sembah Menari
Gerakan pertama yaitu Gerak Sembah Menari. Gerakan ini dilakukan sebanyak tiga kali oleh para penari.
Gerak sembah pertama bermakna penghormatan kepada para leluhur. Sembah kedua untuk menyambut dan menghormati tamu.
Sementara sembah ketiga bermakna penghormatan kepada sesama penari laki-laki dan perempuan, atau juga dimaknai sebagai perkenalan agar saling akrab.
Baca juga: Tari Tortor: Sejarah, Asal Daerah, Gerakan, dan Fungsi
- Gerak Bederap Salah