Sebagian besar korban miras oplosan racikan Wiwik adalah buruh bangunan.
Mereka pesta miras opolosan setelah menerima upah proyek. Di warung angkringan tersebut, mereka berlomba untuk mengetahui siapa yang kuat bertahan dengan minum miras terbanyak.
Ternyata ada dua kelompok yang melakukan pesta miras di warung remang-remang itu dalam waktu yang berdekatan.
Di meja pertama, ada 10 orang yang mabuk sejak Jumat (28/1/2022) pukul 22.30 WIB hingga Sabtu (29/1/2022) pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Bukan Ginseng Oplosan, 8 Pemuda di Jepara Tewas Tenggak Campuran Etanol dan Minuman Suplemen
Dari perputaran gelas di meja pertama ini, ada delapan orang yang tewas.
Sementara di meja yang lain, sejumlah orang mabuk sejak Sabtu (29/1/2022) pukul 13.00 WIB hingga Minggu (30/1/2022) pukul 03.00 WIB.
Dari meja ini, ada seorang pemuda yang tewas. Korban yang selamat menyebut mereka minum ginseng dicampur dengan minuman ringan berkarbonasi (soda).
Walaupun berjuluk "ginseng", pemilik warung mengaku miras yang ia racik tak ada campuran dari ginseng sama sekali.
Baca juga: Akhir Tragis Pesta Buruh Bangunan Tenggak Ginseng Oplosan Seharian, 8 Orang Tewas
Satu paket "ginseng" terdiri dari sebotol besar etanol yang dicampur dengan minuman sumpelem dan minuman bersoda.
Untuk satu paket, pemilik warung menjual Rp 30.000. Saat pesta miras, para pemuda tersebut menghabiskan lebih dari 10 paket "ginseng".
"Para korban habis lebih dari sepuluh paket. Jadi ginseng itu hanya nama atau sebutan untuk miras oplosan tersebut, sejatinya etanol ditambah air saja," kata Rozi.
Baca juga: Pesta Miras Oplosan Ginseng di Jepara, 7 Orang Tewas, Polisi: 4 Tak Sadar Diri hingga Meninggal
Menurut keterangan saksi, para korban sudah terbiasa mengonsumsi miras.
"Jadi mereka ada beberapa kubu. Di warung itu ada dua lapak tikar dan di luar ada tiga meja bundar. Saat itu total yang ada di lokasi kejadian, gabungan pemuda sekitar 20 orang, delapan meninggal, lima dirawat di rumah sakit, dan sisanya belum teridentifikasi," terang Rozi.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribun Jateng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.