Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Amir yang Pura-pura Mengaku Jalan Kaki dari Medan ke Banyuwangi, Terima Bantuan Rp 74 Juta dari Relawan

Kompas.com - 05/02/2022, 07:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang pedagang bakso yang mengaku berasal dari Bandung, Jawa Barat, terjatuh dari sepeda motornya di Perum Asabri, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Namun, usut punya usut, terjatuhnya pedagang bakso tersebut diduga hanya pura-pura alias cuma akting.

Dari rekaman CCTV, pedagang bakso itu jatuh dengan sengaja. Sementara bakso yang bergelimpangan di jalan ternyata ditaruh di ember.

Ia bahkan terlihat membenarkan posisi ember didufa untuk memperlihatkan visual yang lebih dramatis.

Saat dibantu, pria tersebut minta uang dan berharap mendapat belas kasihan dari warga.

Baca juga: Demi Temui Ibu di Banyuwangi, Amir Jalan Kaki dari Medan

Amiruddin pura-pura jalan kaki dari Medan ke Banyuwangi

Akting pura-pura kesusahan untuk mendapatkan belas kasihan juga pernah terjadi pada tahun 2018.

Saat itu seorang pria yang mengaku bernaama Amiruddin (43) mengaku berjalan kaki sejak 20 November 2018 dari Medan menuju Banyuwangi.

Ia mengaku pergi ke Banyuwangi untuk mencari ibunya.

Saat ditemui wartawan Kompas.com di Jombang pada Jumat (18/1/2018), Amir bercerita ia berasal dari Desa Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Begadai, Sumatera Utara. Jarak desanya sekitar 3 jam dari Kota Medan.

Baca juga: Amir Minta Maaf Berbohong, Jalan Kaki dari Medan-Banyuwangi Bukan untuk Temui Ibu

Pria kelahiran 11 November 1975 itu mengaku berjalan kaki dari Medan untuk menemui sang ibu yang tinggal di Desa Ketapang, Banyuwangi.

Di Serdang, menurut Amir, ia tinggal bersama kakak perempuannya. Namun saat tinggal di Serdang, ia lumpuh dan tak bisa berjalan dalam waktu cukup lama.

Amiruddin pun bernazar akan jalan kaki menemui ibunya jika sembuh dari sakit lumpuh yang ia derita.

Baca juga: Perangkat Desa di Banyuwangi Bantu Amir Cari Ibu Kandungnya

Aksi jalan kaki yang dilakukan Amiruddin, viral di media sosial. Hingga akhirnya banyak relawan yang datang membantu Amir. Sebagian besar relawan adalah anggota komunitas atau grup di jejaring Facebook.

Di setiap kota, Amiruddin dikawal oleh relawan.

Bahkan Amir sempat diundang oleh Habib Hadi Zainal Abidin, pengasuh Pondok Pesantren Royadlus Sholihin di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kedemangan, Kota Probolinggo, yang juga merupakan Wali Kota Probolinggo terpilih, pada Kamis, 24 Januari 2019.

Baca juga: 5 Fakta di Balik Amiruddin Jalan Kaki dari Medan ke Banyuwangi, Bohong tentang Ibu hingga Kaget Jadi Viral

 

Nama sang ibu tak ditemukan di data kependudukan

Amiruddin (tiga dari kiri) ditemani para relawan saat usai shalat Jum'at di kawasan Masjid Jami' Jombang, Jum'at (18/1/2019). Perjalanan Amiruddin ke Banyuwangi akan dilanjutkan pada Sabtu pagi.KOMPAS.com/MOH. SYAFI'I Amiruddin (tiga dari kiri) ditemani para relawan saat usai shalat Jum'at di kawasan Masjid Jami' Jombang, Jum'at (18/1/2019). Perjalanan Amiruddin ke Banyuwangi akan dilanjutkan pada Sabtu pagi.
Setelah mendenngar kabar tentang Amiruddin yang mencari ibunya, perangkat Desa Ketapang, Banyuwangi berusaha membantunya.

Namun keberadaan sang ibu yang disebut bernama Nur Aisyah dan tinggal di dekat masjid wilayah sekitar Pelabuhan Ketapang Banyuwangi tak kunjung ditemukan.

"Kami memiliki aplikasi sistem informasi simdes, administrasi desa dan kependudukan. Semua warga Desa Ketapang terdaftar termasuk jika ada yang meninggal, atau pindahan. Semua bisa diakses secara online, by name, by address," jelas Rahmadinata, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Ketaoang, Senin (21/2/2019).

Ia mengatakan nama Nur Aisyah yang disebutkan Amiruddin tidak ditemukan dalam data penduduk Desa Ketapang yang berjumlah 20.089 orang.

Baca juga: Kecewa soal Upah, 25 Pekerja Proyek Asal Brebes Terpaksa Pulang Jalan Kaki dari Kutai Barat ke Balikpapan, Ini Ceritanya

Rahmadinata juga mencari di data penduduk yang sudah meninggal serta mencari secara manual dengan menghubungi RT/RW yang berada di wilayah Desa Ketapang terutama di wilayah pelabuhan penyeberangan.

"Kami tidak mendapatkan alamat detail keluarga Pak Amir. Hanya dari berita di media massa disebutkan jika rumah ibunya di dekat masjid Ketapang pelabuhan penyeberangan Ketapang Gilimanuk. Namun sudah kami sisir dan tidak ada nama yang disebutkan," jelasnya.

Mengaku bohong dan dapat bantuan Rp 75 juta dari relawan

Saat tiba di Desa Ketapang, Banyuwangi pada akhir Desember 2019, Amiruddin mengaku jika ia selama ini berbohong.

Ternyata ia tak memiliki keluarga di Banyuwangi. Sang ibu yang ia sebut bernama Nur Asiyah masih tinggal di Desa Mangga Dua, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai, Sumatera Utara.

Permintaan maaf tersebut disampaikan Amiruddin di Balai Desa Ketapang, Sabtu malam (26/1/2019).

"Sebenarnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya merasa bersalah kepada relawan se-Indonesia. Sebenarnya tidak ada yang saya tuju di Banyuwangi. Saya hanya berjalan kaki dari Sumatera hingga ke Banyuwangi selama dua bulan lebih untuk nazar jika sembuh dari sakit," kata dia.

Baca juga: Warga Brebes Telantar di Kaltim, 10 Hari Jalan Kaki dari Kutai Barat ke Balikpapan

Ia juga menjelaskan selama berjalan kaki ia mendapatkan bantuan sekitar Rp 25 juta dan Rp 49 juta yang dia simpan ke rekening pribadinya.

Rencananya, uang tersebut digunakan untuk usaha setelah pulang ke kampung halamannya.

Sesuai dengan KTP yang dipegang, Amir tercatat sebagai warga Dusun III KP Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara, dengan pekerjaan wiraswasta dan status perkawinan belum kawin.

"Tapi selama jalan kaki saya tidak meminta bantuan, termasuk tidak meminta untuk dikawal oleh para relawan. Saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Sekarang saya hanya ingin pulang ke kampung saya," dalih dia.

Baca juga: Jokowi Bertemu Togu Simorangkir, Aktivis yang Jalan Kaki dari Danau Toba ke Jakarta

Menurut Amir, ia tak menyangka banyak orang yang bersimpati padanya.

Saat menyampaikan permintaan maaf, ia sengaja menyebut Desa ketapang sebagai tujuan karena pernah memiliki teman kerja yang berasal dari Banyuwangi dan tinggal di belakang masjid dekat Pelabuhan Ketapang.

 

Dibawa menggunakan mobil ke Banyuwangi

Ilustrasi uang koin.SHUTTERSTOCK Ilustrasi uang koin.
Kepala Desa Ketapang, Slamet Kasihono mengatakan Amir dibawa ke Situbondo oleh relawan dari Madiun dengan mengendarai mobil.

Amir kemudian dioper ke relawan lain di wilayah Besuki, Kabupaten Situbondo dan langsung dibawa ke Balai Desa Ketapang.

Slamet bercerita ia langsung membonceng Amir untuk menunjukkan rumah yang diakui sebagai rumah sang ibu. Namun alamat yang ditunjukkan Amir ternyata  fiktif.

Walapun Pak Amir melakukan kebohongan dengan menyebutkan ibunya tinggal di Desa Ketapang Banyuwangi, Slamet mengaku tidak mempermasalahkannya.

Baca juga: Ajak Istri dan 2 Anak Balita Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung, Dani Trauma Dituduh Modus

"Sekarang semuanya saya serahkan ke pihak yang berwajib. Dan, saya meminta agar semua relawan legowo dengan kebenaran ini. Bahkan ada yang sudah jauh-jauh datang dari luar kota Banyuwangi untuk datang ke Ketapang. Semoga terus terjalin silaturahmi," kata dia, Minggu (27/1/2019)

Sementara itu, Kapolsek Kalipuro AKP Jaenur Rofik saat dihubungi Kompas.com mengatakan, pihak kepolisian hanya meminta keterangan dari Amir.

Polisi juga belum menemukan tindakan yang mengarah ke tindak pidana karena selama ini pemberian bantuan ke Pak Amir bersifat sosial.

Baca juga: Sempat Hilang di Hutan Krayan, Syamsudin 8 Hari Jalan Kaki dari Malaysia ke Nunukan, Ini Kisahnya

"Kalau ada yang merasa dirugikan ya silakan melapor. Tapi sementara ya hanya dimintai keterangan. Tadi malam juga nginap di Ketapang di rumah salah satu warga, jadi tidak kami tahan," katanya.

Setelah menjalani pemerikaan dan beristirahat beberapa hari di Banyuwangi, Amir pun dipulangkan warga dengan naik bus ke wilayah Sumatera Utara.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ira Rachmawati | Editor : Khairina, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Regional
Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Regional
Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Regional
Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Regional
Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Regional
Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com