Namun ada juga yang mengatakan bahwa Candi Muara Takus merupakan campuran dari bentuk candi Budha dan Syiwa.
Dasar pendapat ini dikuatkan dalam bangunan Candi Mahligai, yang bentuknya menyerupai lingga (kelamin laki-laki) dan yoni (kelamin perempuan).
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Dieng, dari Telaga Warna, Kompleks Candi, hingga Museum
Bangunan utama di kompleks ini disebut dengan nama Candi Tuo, yang ukurannya mencapai 32,80 m x 21,80 m.
Candi Tuo ini termasuk paling besar di antara bangunan candi yang lain di kompleks ini.
Letak Candi Tuo berada di sebelah utara candi Bungsu, dengan sisi kiri dan barat terdapat tangga yang diyakini dahulunya dihiasi stupa.
Bangunan Candi Tuo memiliki 36 sisi, dan terdiri dari bagian kaki I, kaki II, tubuh, dan puncak yang telah rusak dan beberapa batunya hilang.
Berikutnya adalah Candi Mahligai, yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m, dengan tinggi 14,30 m.
Bagian puncak Candi Mahligai ini berdiri di atas pondamen segi delapan, dan memiliki 28 sisi. Sedangkan alasnya terdapat teratai berganda dengan bagian tengahnya menjulang.
Pada tahun 1860, masih terdapat patung singa dalam posisi duduk di dekat Candi Mahligai ini. Namun sekarang sudah tidak bekasnya.
Baca juga: Perbedaan Candi Hindu dan Buddha
Bangunan selanjutnya disebut Candi Palangka yang berada sekitar 4 meter dari CAndi Mahligai.
Candi Palangka berupa susunan batu bata merah yang tidak dicetak, dan menjadi candi terkecil di antara yang lain.
Bagian kaki Candi Palangka bersegi delapan dengan sudut banyak. Ukuran panjangnya 6,60 m, lebar 5,85 m, dan tinggi 1,45 m.
Adapun bangunan keempat pada Candi Muara Takus ini disebut dengan nama Candi Bungsu.
Letaknya berada di sebelah barat Candi Mahligai, dan bangunannya terbuat dari dua jenis batu yaitu batu pasir dan batu bata.
Bantuk Candi Bungsu berupa persegi panjang dengan ukuran 7,50 m x 16,28 m, sementara tingginya mencapai 6,20 meter.
Selain empat bangunan tersebut, ada pula gundukan tanah dengan dua lobang di dekat gerbang Candi Tuo.
Diyakini tempat tersebut berfungsi untuk pembakaran jenazah, yaitu lobang pertama untuk memasukkan jenazah, dan yang kedua untuk mengambil abunya.
Sumber:
Kompas.com
Perpusnas.go.id