Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Santriwati Dirawat di Puskesmas karena Mual dan Muntah, Sebagian Usai Menjalani Vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 03/02/2022, 20:47 WIB
Amran Amir,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LUWU TIMUR, KOMPAS.com – Belasan santriwati Pesantren Hidayatullah Lambara, Kecamatan Burau, Luwu Timur menjalani perawatan medis di Puskesmas Bone Pute.

Kepala Puskesmas Bone Pote Luwu Timur, Baya mengatakan para santriwati yang dirawat di Puskesmas mengalami mual dan pusing.

“14 santriwati dirawat sejak Rabu (2/2/2022)  kemarin, sebagian mereka selesai menjalani vaksin Covid-19 dosis kedua, semalam mereka mengalami mual dan pusing, sehingga dilarikan ke puskesmas,” kata Baya, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (3/2/2022).

Baya mengatakan, dari 14 santriwati yang dirawat di puskesmas, tidak semua menjalani vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Viral, Pedagang Bakso Pura-pura Jatuh lalu Minta Uang ke Warga, Berharap Belas Kasihan

Sehingga, tim Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan di sekolah untuk mengetahui penyebab santriwati tersebut mengalami mual dan muntah.

“Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan apa penyebabnya, apakah karena pengaruh vaksin atau ada hal lain, karena dari 14 santri yang dilarikan ke puskesmas tidak semua divaksin, ada beberapa yang tidak divaksin namun mengalami gejala yang sama,” ucap Baya.

Tim vaksinasi PKM Bone Pute, Indrawan susanto mengatakan, santriwati yang datang di Puskesmas Bone Pute dengan keluhan nyeri ulu hati, sakit kepala dan nyeri pergelangan tangan setelah penyuntikan.

Adapula yang hanya merasakan mual saja, tapi belum pernah divaksin.

“Ada 10 orang santriwati tersebut setelah diobservasi selama 6 jam dipulangkan semuanya, terus pada pagi tadi datang sekitar 4 orang dan sekarang sedang ditangani sesuai prosedur,” ujar Indrawan.

 

Indrawan mengatakan, dari beberapa santriwati yang dirawat, ada yang sudah 6 bulan sudah divaksin.

Namun, juga mengalami keluhan nyeri ulu hati dan sakit kepala.

“Tadi pagi ada yang saya tanya orangtuanya dan mengakui kalau anaknya selama ini sering mengalami gejala tersebut. Selain itu, teman-teman yang turun ke lapangan memeriksa kondisi di sekolah dan ternyata sanitasinya baik,” tutur Indrawan.

Baca juga: Kronologi Seorang Bapak Bonceng Jasad Bayinya Sejauh 70 Km Pakai Motor karena Tak Sanggup Sewa Ambulans

Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah Lambara, Kasman mengatakan, para santriwati yang dirawat belum bisa dipastikan karena pengaruh vaksin, meski ada beberapa yang baru saja menjalani vaksin.

“Sebelumnya para santriwati pada sehat-sehat tetapi memang ada gejala yang mereka sering alami seperti karena penyakit bawaan, psikis dan itu mungkin belum menyatu dengan anti bodi dari vaksin tersebut. Apalagi anak seperti itu mungkin juga mengalami trauma hingga kejang,” kata Kasman.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com