KOMPAS.com - Kota Pontianak merupakan salah satu kota besar yang ada di Kalimantan sekaligus menjadi ibu kota provinsi Kalimantan Barat.
Pontianak dijuluki sebagai Kota Khatulistiwa, karena daerahnya dilalui oleh garis khatulistiwa yang membelah bumi menjadi dua bagian utara dan selatan.
Status sebagai daerah yang dilalaui garis tersebut membuat Pontianak dikenal dengan fenomena hari tanpa bayangan.
Fenomena ini biasa terjadi dua kali dalam setahun, yaitu antara bulan Februari-April dan September-Oktober.
Baca juga: 8 Fakta Menarik Sidoarjo, Kabupaten yang 19 Desanya Tenggelam karena Tragedi Lumpur Lapindo
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 Masehi yang bertepatan dengan 14 Rajab 1185 H.
Pendirian kota ini diawali dengan pembukaan hutan di persimpangan tiga sungai oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Tiga sungai tersebut adalah Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas.
Setelah hutan berhasil dibukan, Syarif Abdurrahman Alkadrie lantas mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal.
Daerah itu kemudian diberi nama Pontiank, dan Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Kerajaan Pontianak.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Balikpapan, Kota Minyak yang Asal-usul Namanya Konon Berhubungan dengan Papan
Konon penamaan Pontianak ini berkaitan dengan kisah hantu kuntilanak yang selalu mengganggu Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Saat menyusuri Sungai Kapuas, Syarif Abdurrahman Alkadrie selalu diganggu oleh hantu perempuan yang jamak disebut kuntilanak.
Maka Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintahkan anak buahnya untuk menembakkan meriam.
Tujuannya agar kuntilanak itu berhenti mengganggu. Selain itu, Syarif juga berujar bahwa lokasi jatuhnya peluru meriam akan dijadikan tempat tinggal.
Ternyata, peluru meriam itu jatuh di persimpangan sungai yang dengan nama Bering, yang kemudian dijadikan tempat tinggal.
Namun dalam catatan yang lain, asal-usul nama Pontianak berasal dari kata Pontian yang hartinya tempat pemberhentian atau tempat singgah.