KOMPAS.com - Umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia sedang bersiap untuk memasuki bulan Rajab yang diwarnai dengan peringatan Isra Miraj.
Isra Miraj adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad dari Mekah ke Masjid al-Aqsa, dan dilanjutkan hingga ke Sidratul Muntaha dalam waktu satu malam.
Dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad mendapat wahyu berupa perintah shalat lima waktu bagi seluruh umat Islam.
Baca juga: Apa Itu Isra Miraj?
Peristiwa Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab. Di samping itu, bulan Rajab sendiri termasuk bulan suci dalam ajaran Islam.
Dengan demikian, bulan Rajab selalu dinantikan oleh umat Islam karena keutamaan-keutamaannya, serta karena adanya peringatan Isra Miraj tersebut.
Berikut ini beberapa tradisi masyarakat di berbagai daerah untuk memperingati peristiwa Isra Miraj:
Baca juga: Kumpulan Ucapan Isra Miraj 2021
Masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat, biasa memperingati Isra Miraj dengan tradisi yang disebut Ngurisan.
Ngurisan adalah tradisi memotong rambut bayi yang berusia di bawah 6 bulan. Potong rambut dilakukan oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Sebenarnya, tradisi Ngurisan tidak khusus dilaksanakan pada Isra Miraj atau bulan Rajab saja, melainkan pada hari-hari besar Islam lainnya.
Biasanya, bayi-bayi itu akan dibawa ke masjid setempat. Lalu sebagian kecil rambut bayi-bayi ini akan dipotong oleh para tokoh yang dipimpin Tuan Guru setempat.
Ngurisan dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan agar bayi-bayi itu selalu diberi keberkahan dalam hidupnya.
Selama prosesi pemotongan rambut, para jemaah akan melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad.
Tradisi Isra Miraj berikutnya adalah Rajaban yang biasa dilakukan oleh masyarakat Cirebon, Jawa Barat, dalam rangka memperingati Isra Miraj.
Rajaban berasal dari kata Rajab, yang merujuk pada bulan Rajab, yaitu bulan terjadinya peristiwa Isra Miraj.
Tradisi Rajaban dilakukan masyarakat Cirebon dengan berziarah ke Plangon, yaitu ke makam dua orang penyebar agama Islam.