KOMPAS.com - Jambi merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang masyarakat aslinya adalah suku Melayu atau lebih dikenal dengan Melayu Jambi.
Masyarakat Melayu Jambi sangat kental dengan kebudayaan-kebudayaan Melayu yang dapat dilihat dari upacara adat, rumah adat, hingga pakaian adatnya.
Pakaian adat Jambi tampak pada busana yang dikenakan saat upacara pernikahan, yang disebut dengan Baju Kurung Tanggung.
Baju Kurung sendiri merupakan pakaian adat masyarakat Melayu yang tersebar di Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, maupun Singapura.
Baca juga: Pakaian Adat Kalimantan Timur dan Keunikannya
Untuk di Jambi, Baju Kurung untuk pernikahan ini disebut dengan Baju Kurung Tanggung.
Disebut Pakaian Adat Kurung Tanggung lantaran baju ini hanya memiliki panjang lengan sampai bawah siku dan tidak sampai pergelangan tangan.
Baju Kurung Tanggung didesain demikian karena masyarakat berharap laki-laki Jambi harus tangkas dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu.
Umumnya, pakaian adat pria Jambi ini terbuat dari beludru berwarna dominan mera.
Baju itu kemudian dihiasi dengan sulaman benang emas bermotif tagapo atau bunga tabur, melati, dan bunga berantai.
Adapun sulaman berwarna emas sendiri melambangkan kesuburan dan kekayaan tanah Melayu.
Baca juga: Sejarah Suku Sunda, dari Budaya, Bahasa, hingga Pakaian Adat
Pria yang mengenakan pakaian adat akan dilengkapi dengan beberapa aksesori, seperti lacak, yaitu penutup kepala khas Jambi.
Lacak yang dikenakan biasanya memiliki bahan dan warna yang senada dengan baju, lengkap dengan sulaman emas.
Selain lacak, seorang pria juga akan celana berbahan beludru dengan sulaman emas yang senada dengan bajunya.
Aksesori berikutnya berupa sarung songket yang dililitkan dengan ikat pinggang atau sabuk yang terbuat dari lempengan tembaga.
Tak lupa sebuah keris yang diselipkan di pinggang, serta alas kaki berupa selop dari bahan dan warna yang sama dengan baju.