BENGKULU, KOMPAS.com - Sekretaris Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu (ANTB) Ade Sofyan meminta pemerintah menyiagakan kapal perang atau patroli di perairan Bengkulu guna menghalau ratusan kapal trawl di daerah itu.
"Kondisi kapal trawl sudah membuat ribuan nelayan tradisional di Bengkulu susah, tangkapan menurun hingga 80 persen karena trawl menghabiskan ikan dan menghancurkan terumbu karang," kata Ade Sofyan kepada Kompas.com, Senin (31/1/2022).
Ia juga katakan banyak modus nelayan trawl untuk mengakali petugas seperti dengan cara menyimpan alat trawl di tengah laut menggunakan pelampung atau ditandai dengan titik koordinat menggunakan GPS.
"Mereka pintar siasati petugas," jelas Ade.
Baca juga: Begini Taktik Kapal Trawl di Bengkulu Mengelabui Petugas dan Nelayan Tradisional
Menurut nelayan jumlah kapal trawl akan berkurang apabila pemerintah bersama aparat rutin menggelar operasi patroli di perairan Bengkulu.
Nelayan memahami ada banyak keterbatasan pemerintah menyiagakan kapal perang atau untuk rutin berpatroli.
Namun menurut nelayan, jalan keluarnya adalah kapal perang disiagakan untuk menghalau trawl.
"Nelayan berharap ada kapal perang siaga dan berpatroli di laut Bengkulu, kami nelayan siap bantu jika diperlukan. Agar para nelayan tenang mencari nafkah di laut," demikian Ade.
Sebelumnya ANTB telah menyiapkan waktu untuk menemui Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri untuk menyampaikan keluhan maraknya kapal trawl di lait Bengkulu.
"Februari ini ANTB akan sampaikan aspirasi ke presiden dan sejumlah menteri terkait maraknya Trawl di Bengkulu," demikian ungkap Ade.
Baca juga: Trawl Merajalela, Nelayan Bengkulu Ingin Bertemu Jokowi
Sebelumnya perlu diketahui, kapal trawl merupakan kapal penangkap ikan yang menggunakan alat tangkap trawl atau biasa disebut pukat harimau/pukat hela.
Trawl merupakan jaring berbentuk kerucut yang terbuat dari dua, empat atau lebih panel yang ditarik oleh satu atau dua kapal di dasar atau di tengah laut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.