[…] minum ‘aireputi’, dalam bahasa Jerman weisses Wasser (air putih), yang menetes dari jenis pohon tertentu dan ketika diminum dapat membuat seseorang mabuk.
Menurut Mahdi, Merklein merujuk pada tuak yang disebut juga ‘suri’ oleh orang Belanda (mungkin berasal dari bahasa Sinhala dan Tamil).
Hal ini berarti bahwa makna ‘air putih’ kemungkinan berbeda dengan air minum tawar pada masa awal zaman kolonial meskipun tidak jelas di wilayah Hindia Timur mana ia menemukan kata itu.
Lebih lanjut, pada A Dictionary of Malayan Language (1812) seorang linguis bernama William Marsden juga tidak menyebutkan kata majemuk ‘air putih’ pada entri ‘ayer’ dan ‘putih’.
Ini berarti bahwa ‘air putih’ juga kemungkinan bukan berarti air minum tawar pada awal abad sembilan belas.
Dengan sumber yang terbatas bisa dilihat bahwa tidak adanya keterkaitan antara penyebutan ‘air putih’ dan ‘air minum’ selama masa kolonial.
Penggunaan istilah air putih sendiri kemungkinan baru muncul dalam kurun waktu 150 tahun terakhir.
Putih yang identik dengan sifat suci dan bersih kemudian kerap digunakan untuk mendefinisikan air bening yang bisa dikonsumsi.
Dalam perkembangannya penyebutan air putih juga digunakan untuk menyebut berbagai jenis air minum yang ditemukan saat ini seperti air mineral, spring water, artesian water, purified water, dan sparkling water.
Sumber:
kbbi.kemdikbud.go.id
Instagram @bipakemdikbud
bobo.grid.id