Cerita Warga Berburu Minyak Goreng di Pasar Legi Solo, Rela Antre Sebelum Toko Buka

SOLO, KOMPAS.com- Minyak goreng bersubsidi seharga Rp 14.000 per kilogram di Toko Leo Jaya, Pasar Legi Kota Solo, Jawa Tengah diserbu pedagang eceran dan warga.

Pantuan Kompas.com, antrean panjang terlihat sejak toko belum buka, Minggu (30/1/2022).

Transaksi penjualan di toko tersebut dibagi menjadi dua sesi dengan penjualan sekitar 500-800 karton dalam satu sesi.

Sesi pertama pada pukul 09.00-12.00 WIB, Selanjutnya pada sesi kedua pukul 13.00-16.00 WIB.

Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Bakso Kediri, Kesulitan Mendapat Minyak Goreng Subsidi

Pantuan Kompas.com, warga telah antre sejak toko belum dibuka. Hingga sekitar pukul 12.00 WIB, warga yang belum mendapatkan minyak goreng masih setia untuk mengantre.

"Iya ini belum dapat, rencananya beli 10 karton, tapi karena minimal 5 karton ya sudah. Yang penting dapat, udah antrean dari pagi" kata Pratama Sari (55) kepada Kompas.com, Minggu (30/1/2022).

Pratama menjelaskan minyak goreng yang dibeli tidak akan dijual kembali, melainkan akan digunakan untuk usaha rumah makan miliknya.

"Tidak, ini mau usaha rumah makan saja. Dari kemarin mencari minyak goreng harga Rp 14.000 ribu susah, baru baru kalau di sini ada," jelasnya.

"Harga umumnya baru dapat Rp 18.000-19.000, ini sini lumayan. Meski antre," jelasnya.

Sementara itu, pedagang eceran, Sayekti (41) mengaku telah mengantre sejak Sabtu (29/1/2022) untuk mendapatkan minyak goreng bersubsidi dengan harga Rp 14.000.

"Kemarin sudah dapat 5 karton, tapi di rumah sudah habis,"jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (30/1/2022).

"Sesi pertama belum dapat, lanjut sesi kedua ini. Mau dijual lagi di Dibal, Ngeplak, Boyolali," jelasnya.

Sayekti mengatakan, dia menjual minyak goreng yang ia beli seharga Rp 14.000 menjadi Rp 16.000.

"Iya dikasih ngerti, harga sebenarnya. Labanya itu jasa antre ini biar enggak rugi saya," jelasnya.

Senada dengan Sayekti, pedangan eceran, Tenteram (49) warga Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah mengaku antre minyak goreng untuk dijual kembali.

"Mau dijual lagi, harganya yang penting tidak rugi. Kalau saya dijual lagi buat rumah makan di samping-samping rumah jualan soto," katanya kepada Kompas.com, Minggu (30/1/2022).

Tenteram menjelaskan telah antre selama 5 hari sejak Rabu (26/1/2022) lalu.

"Udah lima hari, kemaren dapat 5 karton udah habis. Rencananya mau beli lagi sedapatnya ini masih antre," jelasnya.

Baca juga: Kebijakan HET Minyak Goreng 1 Februari 2022, Pemkot Solo Tunggu Juklak dari Pusat

Setiap pembeli dibatasi pembeliannya sekitar 5 karton setara 60 liter minyak goreng, kondisi ini dilakukan hingga persediaan minyak goreng bersubsidi habis terjual.

"Setiap hari 1000 - 1500 karton, setiap kartonnya berisi 12 kemasan 1 liter minyak goreng," kata Kepala Toko Leo Jaya, Sutrisno, Minggu.

Antrean panjang terjadi sejak Rabu (26/1/2022) lalu, Sutrisno mengatakan setiap harinya antrean semakin panjang.

"Sebenarnya kasihan, kadang ada yang dapat karena kami batasi sesui stok yang ada," jelasnya.

Pantuan Kompas.com, sekitar pukul 12.30 WIB, warga masih setia menunggu bongkar muat minyak goreng, demi mendapatkan minyak goreng harga subsidi tersebut.

"Rata-rata setiap hari naik, tadi sesi pertama 400 karton lebih kehabisan stok, ini baru datang lagi," lanjutnya.

Sutrisno menjelaskan hingga Minggu (30/1/2022), Toko Leo Jaya akan menjual Rp 14000 per liternya.

Disinggung soal adanya kebijakan baru pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi soal penyerataan harga sesuai jenisnya, yakni Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng diatur sebagai berikut:

1. Minyak goreng curah Rp 11.500 per liter

2. Minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter

3. Minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter

Sutrisno mengaku akan tetap melakukan penjualan minyak goreng sesui aturan pemerintah.

"Ya karena ada 3 kriteria, ada curah, biasa dan premium, kalau bisa menjual akan tetap lanjut sesui dengan harga pemerintah," ujarnya.