AMBON, KOMPAS.com- Sebanyak 211 rumah warga di Desa Kariuw terbakar dan dirusak dalam bentrokan antarwarga dua desa di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinisi Maluku yang terjadi Rabu (26/1/2022).
Jumlah itu merupakan hasil pendataan yang dilakukan oleh Polda Maluku dan instansi terkait lainnya.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 27 Januari 2022
“Ada 200-an rumah yang rusak baik rusak berat maupun rusak sedang, dan ada 100 rumah yang masih utuh,” kata Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif kepada wartawan di kantor Polda Maluku, Jumat (28/1/2022).
Terkait dampak bentrokan yang terjadi di wilayah tersebut, Latif mengaku telah melaporkannya ke Menkopolhukam, Kapolri, dan Panglima TNI di Jakarta.
Saat ini berbagai upaya mediasi terus dilakukan untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
“Tadi pagi saya memaparkan di depan Menkopolhukam bersama-sama juga dengan Pangdam, Panglima TNI dan Pak Kapolri dan ini harus selesai di tahun ini jangan lagi ditunda,” ujarnya.
Baca juga: Usai Bentrokan, Wagub Maluku, Kapolda, hingga Pangdam Kunjungi Desa Kariuw
Menurut Latif selama dua hari terakhir, dia dan Wakil Gubernur Maluku serta Pangdam XVI Pattimura telah menemui kedua kelompok warga yang bertikai di Pulau Haruku untuk melihat langsung kondisi yang terjadi di wilayah itu dan berdialog dengan warga.
Adapun bentrok antarwarga di wilayah tersebut, dipicu oleh persoalan sengketa lahan di perbatasan kedua desa.
“Ada beberapa catatan penting yang harus diperjelas yakni soal status batas-batas tanah di sana. Kemarin saya menyarankan agar permasalahannya diselesaikan secara adat, apabila bisa disepakati ecara hukum adat tapi bila tidak terjadi kesepakatan maka dibawa ke hukum positif di pengadilan,” ungkapnya.
Baca juga: Minta Warga Tak Terprovokasi Bentrokan di Maluku Tengah, MUI: Bukan Konflik Agama