Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Suami Istri di Balik Penemu Tujuh Motif Kriookng di Kaltim

Kompas.com - 28/01/2022, 12:10 WIB
Zakarias Demon Daton,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Sepasang suami istri paru baya, FE Lebiq (76) dan istri Sisilia Ramla (75) sedang duduk menjaga tumpuhkan kain di kolong Lamin Luuq Melapeh, Kampung Linggang Melapeh, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, akhir Desember lalu.

Keduanya ditemani seorang anak perempuan usia belasan tahun.

Mereka memberi senyum ramah ke setiap pengunjung datang saat acara ekspos pangan dan produk lokal yang dihelat di kampung ini.

Di depan mereka, ada meja ukuran sedang. Di atasnya berjejer puluhan kalung manik dan tumpuhkan kain motif kriookng dengan beragam model, ciptaan kampung ini.

Baca juga: Camat Sepaku Ungkap Ada 3 Desa yang Berada Dekat Kawasan Inti IKN

Pada Februari 2020 lalu, Dirjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI, mematenkan tujuh motif kriookng asal kampung ini. 

Pengakuan hak cipta karya seni itu dipatenkan dan secara simbolis penyerahan Sertifikat Hak Cipta diterima Pemkab Kutai Barat. 

FE Lebiq dan istrinya Sisilia, adalah sosok penemu tujuh motif khas Dayak Tunjung itu. Keduanya menekuni sejak 47 tahun lalu.

Lebiq menarik sebuah kain masih berbungkus plastik dari tumpuhkan kain di atas meja, membuka perlahan lalu menceritkan muasal motif itu dibuat. 

Dia mengatakan, sosok yang mengenalkan awal motif ini adalah seorang lelaki bernama Upang dari kampung sebelah.

Semasa hidupnya, ukiran Upang sempat dibeli oleh keluarga Sisilia. Ukiran Upang kala itu seadanya, hanya coretan biasa. 

Seorang pengunjung saat membeli kain motif kriookng milik FE Lebiq (76) dan Sisilia Ramla (75) di kolong Lamin Luuq Melapeh, Kampung Linggang Melapeh, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, akhir Desember lalu.ZAKARIAS DEMON DATON/KOMPAS.com Seorang pengunjung saat membeli kain motif kriookng milik FE Lebiq (76) dan Sisilia Ramla (75) di kolong Lamin Luuq Melapeh, Kampung Linggang Melapeh, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, akhir Desember lalu.

Tapi, Sisilia tertarik, dengan bentuk dan corak. Berjalan waktu, Upang meninggal. Dia tak punya keturunan meneruskan motif itu. 

Sisilia berniat mengembangkan. Dia ingin motif itu diukir di kain agar bisa dijahit jadi pakaian, lalu digunakan sehari-hari. 

Dia bersama suaminya mulai kembangkan, memodifikasi, hingga menciptakan motif baru. Sejak berjalan 1975, pasangan suami istri ini berhasil melahirkan tujuh motif baru. 

Motif ini tak sekadar memodifikasi bentuk dan corak. Tapi mengadopsi simbol, benda, hewan, yang lekat dengan filosofis hidup, pengalaman dan tradisi masyarakat lokal.

Ketujuh motif itu yakni kriookng ketau, belanai (guci), nagaaq (naga), pagar, perisai, kodook (kura-kura) dan cihiiq (tiang). 

“Setiap motif itu punya makna kehidupan masyarakat di sini,” ungkap Lebiq, saat ditemui Kompas.com belum lama ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com