Salah satu keluhan terkait monyet ekor panjang disuarakan Warga Kalurahan Karangsari, Kapanewon Semin.
Lurah Karangsari Supriyana menyebut banyak tanaman petani yang dijarah monyet ekor panjang.
Warga hanya bisa pasrah dengan menanami lahan yang dimiliki dengan tanaman keras seperti jati, mahoni atau sengon.
"Kalau tanaman keras untuk bisa panen butuh waktu. Tapi, jika untuk pertanian banyak dirusak oleh monyet, jadi harapannya ada solusi dari pemerintah," ucap Supriyana.
Baca juga: 40 Monyet Ekor Panjang dan 4 Ular Piton Dilepasliarkan di Pulau Nusabarong
Kepala DPP Gunungkidul Rismiyadi menyampaikan salah satu upaya antisipasi dengan menggalakan penanaman tanaman buah seperti pepaya, jambu, mangga dan lain sebagainya.
Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan dengan kelompok tani.
"Penanaman tanaman buah sebagai upaya karena serangan monyet terjadi karena habisnya stok pangan yang dimiliki," kata Rismiyadi.
Sebelumnya, Sebanyak 1.500 monyet ekor panjang diusulkan untuk diekspor pada tahun ini. Ekspor monyet ini digunakan untuk keperluan biomedis.
“Untuk ekspor ini baru akan dibahas, besok 26 dan 27 Januari 2022. Pembahasan dengan LIPI membahas tentang kuota ekspor berapa termasuk monyet ekor panjang jadi itu bermacam-macam,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta (BKSDA Yogyakarta), Muhammad Wahyudi saat dihubungi, Selasa (18/1/2022).
Baca juga: Suku Baduy Bantu Tangkap Puluhan Monyet Ekor Panjang di Gunungkidul
Ia menyampaikan pada tahun lalu, Yogyakarta mengekspor monyet ekor panjang sebanyak 300 ekor tetapi jumlah tersebut masih dinilai terlalu kecil. Oleh sebab itu pada tahun ini kuota diusulkan naik menjadi 1.500 ekor.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta monyet ekor panjang tersebar di berbagai lokasi seperti di Imogiri Bantul, Kulon Progo, hingga Gunungkidul. Lokasi terbanyak berada di Gunungkidul.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.