YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Konflik antara monyet ekor panjang dan petani masih terus terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengurangi dampak konflik.
Sekretaris DPP Gunungkidul Raharja Yuwono menyampaikan, sudah mendapatkan intsruksi dari Bupati Gunungkidul Sunaryanta karena adanya laporan konflik monyet ekor panjang dan petani.
Baca juga: Kata Dosen UGM soal Rencana Ekspor 1.500 Monyet Ekor Panjang untuk Keperluan Biomedis
Untuk menyikapi itu harus duduk bersama antara DPP, Dinas Kehutanan, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY, hingga masyarakat.
"Sudah mengupayakan berbagai macam, misalnya menggunakan jaring, dan dirondani. Tetapi kalau sudah meluas ya itu dari BKSDA," kata Raharja saat dihubungi, Selasa (25/1/2022).
Disinggung rencana BKSDA DIY yang akan mengekspor 1500 ekor monyet, pihaknya mendukung langkah tersebut.
"Ikut BKSDA, itu solusi bagus dan diizinkan ya monggo. BKSDA kan punya kewenangan, masyarakat sudah mengeluh mengenai monyet, sudah banyak sekarang," kata dia.
Baca juga: Sebanyak 1.500 Monyet Ekor Panjang Diusulkan Diekspor Untuk Kepentingan Biomedis
Raharja mengatakan laporan masuk mengenai konflik antara monyet dan petani sering terjadi di beberapa kawasan seperti Semin, Tanjungsari, dan beberapa kapanewon yang lain.
Namun demikian, adanya konflik ini tidak berdampak signifikan terhadap produksi pertanian secara keseluruhan.