Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI Jadi Trainer Agen PRT Maid Online Malaysia, Ambil Foto Telanjang Pembantu hingga Sita Dokumen (1)

Kompas.com - 25/01/2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang warga negara Indonesia yang pernah bekerja sebagai "trainer" salah satu agen untuk Maid Online, sistem perekrutan pembantu rumah tangga (PRT) bentukan badan imigrasi Malaysia, menceritakan pengalaman mmenyedihkan dan traumatis yang ia saksikan sendiri.

Wulan - bukan nama sebenarnya - bekerja selama enam bulan di perusahaan yang menyalurkan pembantu untuk Maid Online, sebelum memutuskan untuk melarikan diri dari Malaysia pada Mei 2019.

Wulan mengatakan banyak hal yang membuatnya terkejut sekaligus sedih menyaksikan sendiri pengalaman dalam merekrut PRT di perusahaan yang menyalurkan pembantu melalui sistem yang notabene resmi ini.

Baca juga: 129 Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia Tiba di Jatim, Khofifah: Kami Siap Memfasilitasi Mereka

Hal pertama yang mengejutkan, kata Wulan adalah prosedur menyita semua barang milik calon pembantu termasuk paspor, telepon seluler, uang, dan foto-foto.

Ia mengatakan melihat sendiri bagaimana tidak berdayanya para calon pekerja tanpa barang-barang dan dokumen penting mereka di negara asing.

Tugas besar lain yang juga mengejutkan adalah praktik menggeledah, menelanjangi dan memfoto saat mereka pakai baju lagi serta mengancam foto-foto telanjang hasil jepretan, akan dikirim ke keluarga di Indonesia.

Baca juga: Pulang dari Yunani, Pekerja Migran asal Kota Madiun Positif Covid-19

Ia juga mengatakan usia para pekerja juga dipalsukan. Ada yang berumur 16 tahun dan ada juga yang masih berumur 13 tahun yang berasal dari Medan.

Pihak perekrut beralasan mereka digeledah untuk mencari "benda tajam". Tapi para calon pekerja mengatakan mereka membawa benda-benda itu untuk melindungi diri seperti benda-benda mistis dari dukun yang di antaranya kuku dan tanah yang diikat kain.

"Foto-foto telanjang diambil dengan telepon seluler milik kantor dan dipegang para agen. Mereka mengancam [jika] berperilaku tak baik, foto-foto telanjang akan dikirim ke keluarga mereka," kata Wulan dalam wawancara eksklusif dengan BBC News Indonesia.

Pemerintah Indonesia sendiri menuntut agar Maid Online, yang dibentuk pada 1 Januari 2018, dihapuskan karena "sangat rentan" terjadinya pelanggaran.

Baca juga: Pulang dari Malaysia, 17 Pekerja Migran Ilegal Diamankan di Sumut

Ilustrasi perempuan.SHUTTERSTOCK/GOOD STUDIO Ilustrasi perempuan.
Permintaan itu adalah salah satu persyaratan utama ditandatanganinya memorandum kesepakatan (MoU) tentang perlindungan tenaga kerja antara kedua negara, yang belum diperbarui sejak 2016.

Duta besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono mengatakan punya keyakinan tinggi bahwa SMO (Sistem Maid Online) memicu terjadinya abuse (pelanggaran/pelecehan) karena pekerja migran yang ditempatkan di Malaysia tidak memiliki persiapan, termasuk keterampilan.  Sehingga potensi abuse jauh lebih besar.

"Sistem ini tak mengindahkan kepentingan Indonesia untuk melindungi pekerja migran kami... ini juga melanggar hukum kita sendiri. Jadi ada argumentasi hukum dan ada perlindungan pekerja. Kedutaan tak tahu siapa yang direkrut di bawah skema ini," kata Hermono kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Antisipasi Gelombang Kepulangan Pekerja Migran, Pemkab Blitar Kembali Aktifkan Isoter

BBC telah mengontak Imigrasi Malaysia - lembaga yang membentuk Maid Online - untuk meminta tanggapan, namun hingga laporan ini diturunkan tidak ada jawaban.

Dari 2017 sampai tahun ini terdapat lebih dari 1.700 pekerja migran yang ditampung di penampungan KBRI di Kuala Lumpur. Namun dari jumlah itu, Hermono mengatakan tak tahu pasti berapa yang menjadi korban Sistem Maid Online.

Saat ini, pengiriman tenaga kerja migran, termasuk PRT, ke Malaysia masih dibekukan sejak terjadi pandemi tahun lalu.

Hermono juga mengatakan sejak dilonggarkannya karantina wilayah, kebutuhan PRT sangat tinggi, namun dia mengatakan pengiriman resmi tak akan terjadi sampai MoU ditandatangani.

Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Pelaku Pengiriman Pekerja Migran Ilegal di Riau

Dikutip dari Bernama, pada Kamis (13/12021), Menteri Industri dan Komoditi Malaysia Zuraida Kamaruddin mengatakan Indonesia telah menyetujui masuknya 32.000 buruh migran ke Malaysia pertengahan Februari nanti, setelah pemerintahannya menyepakati 'sejumlah masalah teknis' dengan pemerintah Indonesia.

"Mereka ingin menandatangani nota kesepakatan yang meliputi pekerja migran di industri itu, dan setelah kita meratifikasi, mereka akan mengizinkan warganya datang ke Malaysia," ujar Hermono.

Walaupun, pernyataan ini mengacu pada pengiriman buruh migran untuk sektor industri sawit.

Meski begitu, pernyataan bahwa MoU dapat ditandatangani bulan Februari 2022, ditanggapi dengan pesimistis oleh Hermono karena masih banyak elemen yang perlu dibahas.

Tetapi, tanpa keterlibatan Indonesia sama sekali dalam Sistem Maid Online, kata Hermono, sangat sulit memantau ada tidaknya kebocoran pengiriman pekerja.

Baca juga: Polisi Gagalkan Pemberangkatan 11 Calon Pekerja Migran Ilegal di Sumut

Cerita Wulan direkrut sebagai 'trainer' penyalur Maid Online

Pekerja migran Indonesia yang ditampung karena berbagai masalah di KBRI Malaysia.TENGKU BAHAR/AF via BBC Indonesia Pekerja migran Indonesia yang ditampung karena berbagai masalah di KBRI Malaysia.
Wulan mengatakan tertarik menjadi trainer di agen penyalur Maid Online setelah melihat iklan di sosial media, Instagram.

Dalam proses perekrutan, kata Wulan, ia diwawancara dengan posisi sebagai trainer untuk mengajarkan para pembantu tugas-tugas yang harus mereka kerjakan.

Dari wawancara itu, ia juga mengetahui bahwa CEO agen penyalur ini adalah seorang ustaz asal Afrika dan istrinya yang bertindak sebagai manajer, perempuan asal Malaysia, yang disebutkan punya kontak dengan kalangan atas di Negeri Jiran itu.

Dalam waktu kurang dari satu minggu kemudian, ia diterima, walaupun tak punya pengalaman melatih pembantu. Wulan tiba di Malaysia dengan visa turis di penghujung 2019.

Baca juga: Cerita TKW Neti, Hilang di Malaysia Sejak 2001, Ternyata Jadi Pembantu Tanpa Gaji Selama 8 Tahun

Ia kemudian mengaku mendapatkan visa pekerja tanpa harus ke imigrasi dan dengan hanya difoto di tempat kerjanya.

Tujuan suami istri ini memanfaatkan Maid Online, kata Wulan, seperti yang mereka ceritakan sendiri, adalah memperluas bisnis penyalur pembantu rumah tangga ke Singapura, Arab Saudi dan Dubai.

Saat mulai bekerja, Wulan mengerahui jika penyalur ini telah beroperasi mengirimkan pembantu ke Singapura, dengan cara membawa dua orang agar dapat dipilih langsung oleh calon majikan. Mereka memilih Singapura karena membayar lebih banyak.

Tugas utama Wulan adalah memeriksa dan menyita semua dokumen begitu mereka tiba, termasuk paspor, KTP, kartu keluarga, ijazah, uang, telepon seluler, foto keluarga.

Baca juga: 2 Perempuan Ditangkap Saat Akan Berangkatkan TKW Ilegal ke Malaysia

Serta  mengambil barang-barang dari dukun seperti tanah diikat kain. Terkadang ada juga benda tajam, yang juga dianggap seperti jimat yang dapat digunakan sebagai pelindung."

Ia juga mejelaskan kepada para calon pembantu tentang pekerjaan mereka dan gaji yang mereka terima yakni berkisar antara RM1.000 sampai RM1.500 (Rp 3,3 juta sampai Rp 5 juta).

Dalam tahap awal itu, mereka juga diberitahu bahwa gaji yang mereka terima akan dipotong RM300 (R p1 juta) pada tiga bulan pertama untuk menutup biaya perjalanan mereka dari Indonesia ke Malaysia.

"Mereka diberitahu tidak diizinkan menelepon keluarga dan diajari cara menjawab saat diwawancara oleh calon majikan," cerita Wulan.

Baca juga: 2 Bulan Terkatung-katung di Taiwan, Jenazah TKW Suprihatin Akhirnya Dikuburkan di Blitar

Izin kerja sementara dan asuransi baru diberikan setelah tiga bulan bekerja dengan seorang majikan.

Namun dalam periode inilah, timbul masalah karena banyak PRT yang melarikan diri.

Wulan mengatakan selama enam bulan di Malaysia, 10 orang PRT telah melarikan diri. Sejumlah di antaranya hanya bertahan dua hari bekerja.

Hukuman bila lari

Ilustrasi kekerasan terhadap perempuanSHUTTERSTOCK Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan
Banyak alasan mengapa para pembantu melarikan diri.

"Contohnya, ada yang butuh PRT, tapi dia tidak tahu harus gendong ibu majikan karena sudah lansia. Ada [majikan] yang bilang rumahnya kecil, ternyata besar sekali, tidak mungkin satu PRT yang bersihin rumah, perlu dua atau tiga PRT tapi majikan tidak mau," cerita Wulan.

Larinya para pekerja ini berakhir dengan kekerasan verbal. "Dikata-katain, kamu bodoh, jelek miskin, jambak rambut, cubit, yang paling kasar digampar, dilempar barang," kata Wulan.

"Kalau bos lihat, sudah diajarin masih salah, lalu dipukul tangan, kekerasan dengan kata-kata tidak pantas, bahkan dia tahu bahasa Indonesia seperti 'anjing, tolol, goblok'," tambah dia.

Baca juga: Gaji Sulikah, TKW Asal Madiun yang Disiksa Majikan di Malaysia, Akhirnya Dibayar

"Pembantu itu menangis karena tidak tahu harus berbuat apa karena bicara pun dimarahin, tidak ada kebebasan untuk menjelaskan," katanya lagi.

Perempuan berusia 20-an ini juga mengatakan ketika dihadapkan pada situasi seperti itu, ia tidak bisa berbuat apapun dan dituntut untuk ikut marah-marah seperti mereka.

Menurutnya di tempat penampungan inilah, para pekerja membuat buku harian untuk menumpahkan perasaaan mereka.

"Ada yang menulis, kenapa harus percaya sama orang-orang yang sudah baik sama saya, ternyata saya dijebak, ada juga yang rindu sama anak, tapi tak bisa pulang, tidak tahu harus minta tolong sama siapa, mereka ikhlas kalau sampai nyawa tak selamat," kata dia.

Baca juga: Cerita Pilu Suprihatin, TKW yang Meninggal di Taiwan, Jenazah Belum Dipulangkan karena Pandemi dan Masalah Asuransi

"Mereka tidak bisa hubungi keluarga karena uang disita, telepon seluler disita. Buku diari itu saya kasih dan ditulis masing-masing maid, mereka ungkap sejujur-jujurnya apa yang mereka rasakan," cerita Wulan lagi.

"Ada yang cerita mau bunuh diri, mau loncat. Ada juga yang stres karena kelakuan majikan yang tidak manusiawi, setiap hari harus kerja keras, banyak banget kerjanya."

Wulan juga mengatakan setelah para pembantu bekerja di majikan baru dibuatkan masuk ke dalam Sistem Maid Online.

"Kalau kerja tidak oke, kita balikin ke sponsor (penyalur di Indonesia)," kata dia.

Baca juga: Jenazah TKW Terkatung-katung 1,5 Bulan di Taiwan, Anak Kerap Menangis Tengah Malam

Dikirim ke majikan malam hari

Ilustrasi perempuan di tengah dominasi laki-laki.SHUTTERSTOCK/PALTO Ilustrasi perempuan di tengah dominasi laki-laki.
Sebagian besar pembantu rumah tangga dalam periode Wulan bekerja berasal dari Nusa Tenggara Timur, Pulau Jawa dan Sumatera Utara.

Banyak dari mereka yang tidak bisa bahasa Indonesia sama sekali."

Wulana bercerita kantor agen penyalur saat itu terletak di deretan ruko di Bangi, Selangor. Selain kantor, bangunan itu juga tempat penampungan sebelum pekerja dikirimkan ke majikan.

Menurut dia, para pekerja biasanya diantar ke majikan pada malam hari. Sehingga tetangga tidak sadar berapa orang yang tinggal dalam rumah penampungan itu.

Baca juga: KRI Tawau Beri Bantuan Hukum kepada TKW Asal Sulbar yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Wulan juga mengaku ditugaskan untuk memenuhi keperluan makan PRT. Ia ditugaskan untuk belanja dan masak. Sementara para pekerja dikunci di tempat penampungan.

Dalam saat yang bersamaan, Wulan mengeklaim, biasanya terdapat antara antara lima sampai delapan pekerja.

Di luar pengalaman traumatis itu, Wulan mengatakan ia juga ditugaskan ikut mengantar para pekerja ke calon majikan. Dalam waktu enam bulan bekerja, ia telah berkeliling ke sebagian besar negara bagian Malaysia, termasuk Perak, Penang, Kedah, Kelantan Terengganu, Johor dan Ibu Kota Kuala Lumpur.

Baca juga: Lilitkan 1 Kg Sabu di Perut, Ini Kisah Sappeami, TKW 6 Anak yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Wulan juga mengatakan sebagian pekerja yang penampilannya dianggap kurang, atau tak bisa mengikuti instruksi kerja, atau mereka yang berusia 30-an dan dianggap terlalu tua akan dikirim kembali ke Indonesia.

Selain itu ada juga dijual ke agen lain yang terkait dengan industri seks.

Kondisi traumatis ini membuat Wulan melarikan diri dengan dibantu saudara untuk memesan tiket pesawat ke Indonesia dan memesan taksi ke bandara di Malaysia.

"Yang membuat saya bertahan adalah para maid. Mereka bilang kalau tidak ada kakak, siapa lagi yang mau bantu kami, tidak ada yang bisa mengerti mereka. Pokoknya mereka tidak mau saya pulang dulu," kata Wulan.

Baca juga: Harapan Keluarga TKW Asal Sulbar yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Satu hal yang ia sesali, cerita Wulan adalah karena belum bisa membantu sepenuhnya. "Saya bisa keluar, mereka tidak bisa, sedangkan mereka selalu minta tolong ke saya," kata dia.

"Saya tahu cerita mereka bermacam-macam, kalau saya di posisi mereka, saya tak tahu akan seperti apa. Bahkan ada yang usia lansia, mau pulang tidak diperbolehkan karena visa sudah melewati izin, belum lagi biaya untuk pulang, harus dicaci maki juga, dihukum, makan pun dijatah," kata dia.

Baca juga: Kesaksian Mbak Jum, PRT Korban Maid Online di Malaysia, Berangkat Gunakan Visa Turis (2)

---

Wartawan Malaysia Vinothaa Selvatoray berkontribusi untuk laporan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com