MANADO, KOMPAS.com - Seorang anak perempuan berusia 10 tahun di Manado, Sulawesi Utara, korban pemerkosan dinyatakan meninggal dunia.
Gadis belia itu meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou Manado pada Senin (24/1/2022) pukul 07.25 Wita.
Korban sudah menjalani perawatan sejak 29 Desember 2021.
"Kematian disebabkan karena pasien mengalami kanker darah," kata Direktur Utama RSUP Prof Kandou Manado, Jimmy Panelewen, dalam konferensi pers, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Polisi Segera Tetapkan Tersangka Dugaan Kasus Pemerkosaan Anak 10 Tahun di Manado
Penyakit anak perempuan itu disebut tidak terkait dengan kekerasan seksual yang dialaminya.
Sementara dr Joel yang pertama kali menerima pasien itu, mengatakan korban pemerkosaan itu datang dengan keluhan perdarahan dan disertai membawa surat permintaan visum dari kepolisian.
"Saat pemeriksaan saya temukan ada lebam-lebam di sebagian besar tubuh sampai ke area dekat kemaluan disertai dengan adanya perdarahan di sekitar kemaluan. Kami juga melanjutkan dengan VER dan hasilnya ditemukan adanya robekan di selaput darah, di mana robekan yang sifatnya sudah lama," terang Joel.
Pasien ini kemudian dilanjutkan perawatannya di ruang ICU anak karena mengalami penurunan kesadaran.
Baca juga: Diduga Diperkosa hingga Pendarahan, Gadis 10 Tahun di Manado Dirawat di RSUP Kandou
Pendarahan yang sudah berlangsung lama juga membuat hemoglobinnya rendah.
"Ada temuan-temuan diduga mengarah pada penyakit leukemia. Dan itu yang kami pikirkan sebagai penyebab perdarahan di vagina atau haid tidak bisa berhenti, perdarahan berlangsung terus tidak berhenti akibat ada kelainan darah," ujar Joel.
Tim dokter juga mengatakan selain aktivitas seksual, hal itu juga bisa disebabkan karena aktivitas lainnya, seperti olahraga atau karena mengalami kecelakaan atau terjatuh.
Lebam yang dialami pun berpindah-pindah, sehingga disimpulkan pasien mengalami leukemia.
Kondisi pasien sebelum meninggal, mengalami demam, pucat dan mata kabur, secara menyeluruh terjadi perdarahan di bola matanya.
Dokter sudah memberikan transfusi darah, tapi kondisi pasien semakin memburuk dan dinyatakan meninggal.
Kapolda Sulut Irjen Mulyatno didampingi Kabid Humas Kombes Pol Jules Abraham Abast dan Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto Sirait yang hadir dalam konferensi pers ini menyampaikan belasungkawa dan turut berduka cita yang dalam.
"Saya Kapolda Sulawesi Utara menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas berpulangnya almarhumah adik CT. Ini merupakan tantangan buat kami untuk mengungkap kasus dugaan kekerasan seksual ini," ujar Mulyatno.
Polda Sulut dan Polresta Manado, katanya, menaruh perhatian yang sangat serius terhadap kasus ini.
"Dan kita akan terus melakukan upaya-upaya intensif guna mengungkap kasus ini," kata Mulyatno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.