Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Bersejarah 24 Januari: Hari Lahir Panglima Besar TNI Jenderal Sudirman

Kompas.com - 24/01/2022, 13:33 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki tiga orang Jenderal Besar, sebuah pangkat tertinggi yang ditandai dengan lima bintang emas.

Ketiga Jenderal Besar itu adalah Jenderal Besar Sudirman, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, dan Jenderal Besar Soeharto.

Di antara tiga orang tersebut, Jenderal Besar Sudirman termasuk yang paling senior, dan sudah masuk ke militer sejak masa pendudukan Jepang.

Jenderal Sudirman juga terlibat aktif dalam revolusi mempertahankan kemerdekaan, sebagai pimpinan tertinggi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Baca juga: Perjuangan Jenderal Sudirman

Memulai Karir Sebagai Guru

Jenderal Sudirman atau Raden Sudirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah.

Ayah Sudirman bernama Karsid Kartawiuraji, sementara ibunya bernama Siyem.

Namun semasa kecil Sudirman lebih sering tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo.

Cokrosunaryo adalah seorang camat di Rembang, Purbalingga. Dia mengadopsi Sudirman sebagai anak karena tak kunjung punya momongan.

Tinggal dan diasuh seorang camat membuat Sudirman kecil berkesempatan untuk mengenyam pendidikan yang layak.

Pada usia 7 tahun, Sudirman mulai bersekolah di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Setahun kemudian, dia melanjutkan sekolah di Taman Siswa.

Namun pendidikannya di Taman Siswa harus berhenti seiring kondisi politik saat itu, sehingga Sudirman pindah lagi ke Sekolah Wirotomo.

Memasuki usia remaja, Sudirman turut serta dalam proses berdirinya Hizbul Wathan, sebuah organisasi miliki Muhammadiyah.

Berikutnya, Sudirman diamanahi untuk memimpin Hizbul Wathan cabang Cilacap, Jawa Tengah.

Perjalanan studi Sudirman berlanjut saat dia masuk ke Kweecshool, yaitu sekolah calon guru yang dibentuk pemerintah Hindia Belanda.

Namun Sudirman tidak menyelesaikan studinya di Kweekschool karena biaya. Sudirman akhirnya kembali ke Cilacap.

Di Cilacap, Sudirman mengabdikan diri ke dunia pendidikan dengan menjadi guru sekolah dasar milik MUhammadiyah.

Memasuki tahun 1936, Sudirman diangkat menjadi kepala sekolah di sekolahan tersebut. Dia juga aktif di kegiatan-kegiatan Muhammadiyah.

Baca juga: Apa yang Bisa Kita Teladani dari Perjuangan Jenderal Sudirman?

Memulai Karir Militer

Para pimpinan TNI, Juni 1947. Barisan depan dari kiri ke kanan: Letjen Oerip Soemohardjo, Jenderal Soedirman, Laksamana Muda Nazir, dan Jenderal Mayor Djoko Eujono. Barisan belakang dari kiri ke kanan: Komodor Suryadharma, Jenderal Mayor Sutomo, dan Jenderal Mayor Ir. Sakirman. Ipphos Para pimpinan TNI, Juni 1947. Barisan depan dari kiri ke kanan: Letjen Oerip Soemohardjo, Jenderal Soedirman, Laksamana Muda Nazir, dan Jenderal Mayor Djoko Eujono. Barisan belakang dari kiri ke kanan: Komodor Suryadharma, Jenderal Mayor Sutomo, dan Jenderal Mayor Ir. Sakirman.
Persentuhan Jenderal Sudirman dengan dunia militer dimulai pada tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang.

Saat itu, Dai Nippon mendirikan kesatuan militer sukarela bernama Pembela Tanah Air atau PETA.

Di PETA, Sudirman harus mengikuti pendidikan di Bogor, Jawa Barat. Saat lulus, Sudirman kemudian diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya.

Sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sudirman diberi tugas oleh Soekarno-Hatta untuk mengawasi proses penyerahan tentara Jepang di Banyumas.

Selain itu, Sudirman juga menjadi salah satu pimpinan Badan Keamanan Rakyat (BKR) di daerah tersebut.

Saat Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk, Sudirman ditunjuk untuk menjadi Panglima Divisi V/Banyumas, Jawa Tengah.

Baca juga: Biografi Jenderal Sudirman serta Sejarah Perjuangan dan Peran dalam Kemerdekaan

Kemudian pada tanggal 2 November 1945, Sudirman terpilih menjaid Panglima Besar TKR, atau Panglima Angkata Perang Republik Indonesia pertama.

Pada tahun berikutnya, tepatnya 25 Mei 1946, Sudirman kembali dipercaya memimpin Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dengan pangkat Jenderal.

Sementara pada 28 Juni 1947, Jenderal Sudirman resmi dilantik sebagai Panglma TNI oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta.

Selama di militer, Jenderal Sudirman terlibat aktif dalam sejumlah peperangan melawan pasukan Inggris dan Belanda.

Salah satu yang fenomenal adalah Perang Gerilya yang dijalani Jenderal Sudirman pada tahun 1948.

Menjadi Jenderal Besar TNI

Tangkapan layar Belajar dari Rumah TVRI 27 Juli 2020 SMP tentang Perjuangan: Jenderal Soedirman.TVRI Tangkapan layar Belajar dari Rumah TVRI 27 Juli 2020 SMP tentang Perjuangan: Jenderal Soedirman.
Perang Gerilya dijalankan sebagai respons atas Agresi Militer Belanda II. Yogyakarta yang menjadi ibu kota negara saat itu menjadi sasaran utama serangan Belanda.

Saat itu, Yogyakarta hampir sepenuhnya dikuasai oleh Belanda. Sementara Jenderal Sudirman sedang dalam keadaan sakit terserang TBC.

Namun, ketika para pemimpin negara termasuk Presiden Soekarno, Muhammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX rapat membahas strategi pertahanan, Jenderal Sudirman muncul.

Kehadiran Jenderal Sudirman cukup mengejutkan. Pasalnya kondisi kesehatan Jenderal Sudirman belum pulih, bahkan paru-parunya konon hanya berfungsi 50 persen.

Saat itu Jenderal Sudirman menyarankan untuk Perang Gerilya. Namun tidak disetujui Presiden lantaran masih percaya jalur diplomasi.

Pada tanggal 22 Desember 1948, Jenderal Sudirman pun memutuskan keluar dari Yogyakarta dan bergeilya bersama pasukannya.

Perang Gerilya ditempuh Jenderal Sudirman selama berbulan-bulan, sambil ditandu akibat sakitnya yang terus memburuk.

Puncaknya pada 1 Maret 1949, pasukan gerilya Jenderal Sudirman berhasil merebut kembali Yogyakarta dari Belanda.

Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949. Peristiwa ini pula yang memaksa Belanda mau kembali ke meja perundingan.

Jenderal Sudirman wafat satu bulan setelah pengakuan kemerdekaan oleh Belanda, tepatnya pada 29 Januari 1950.

Penetapan Jenderal Besar TNI sendiri dilakukan pada tahun 1997, saat pemerintahan Presiden Soeharto.

Sumber:
Kompas.com
Gramedia.com
Perpusnas.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com