Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Mantan Napiter Ngopi Bareng, Kampanyekan Moderasi Cegah Radikalisme

Kompas.com - 24/01/2022, 10:26 WIB
Irwan Nugraha,
Khairina

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Puluhan mantan narapidana terorisme (Napiter) asal Tasikmalaya, Jawa Barat, terus mengampanyekan moderasi atau menyebarkan ajaran agama tanpa lewat kekerasan dan radikalisme sambil berbincang santai saat ngopi bersama di sebuah cafe di Kota Tasikmalaya, Minggu (23/1/2022) malam.

Upaya ini merupakan bagian pembinaan Polresta Tasikmalaya bekerja sama dengan pihak swasta Mayasari Grup salah satu perusahaan bidang transportasi di Indonesia.

Ketua Yayasan Ansharul Islam yang menaungi mantan napiter Tasikmalaya, Anton Hilman mengaku pihaknya sengaja mengumpulkan anggota dan rekan-rekannya terus memupuk pemahaman moderasi agama supaya terus terhindar dari ajaran radikal yang selama ini pernah didapatkan sebelumnya.

Baca juga: Di Bawah Kibaran Merah Putih, 23 Eks Napiter Poso Ucapkan Ikrar Setia NKRI

Upaya ini mendapatkan respon positif dari para napiter dan berharap acara seperti terus berlanjut untuk memberikan pemahaman kuat tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tentunya berbaur kembali dengan masyarakat sekitar lingkungannya.

"Ini yang diharapkan oleh kami selama ini, kami ada 40 orang napiter di Tasikmalaya berterima kasih kepada Polresta Tasikmalaya dan Pak Azis Rismaya Mahfud dari Mayasari Grup yang asli Tasikmalaya. Semoga acara ini terus berlanjut dan teragendakan. Ini sangat mencegah paham radikalisme yang selama ini pernah diterima oleh para napiter," ujar Anton, Senin (24/1/2022).

Pemahaman moderasi ini pun, lanjut Anton, sebagai salah satu upaya merehabilitasi konten atau ajaran radikalisme napiter.

Pihaknya pun dalam waktu dekat ini akan ada tambahan napiter baru yang nantinya akan langsung bergabung dengan yayasan dan mendapatkan pemahaman moderasi yang sama.

"Dalam waktu dekat pun akan ada tambahan mantan narapidana teroris lain yang baru akan keluar di Lapas Cikeas. Nanti akan langsung bergabung dengan kami, karena selama ini kami terus berkoordinasi dan melakukan pembinaan selama mereka mendekam di LP," kata Anton.

Baca juga: Kisah Joko Suroso, Mantan Napiter Bom Bali II, Kini Disibukkan Berkebun Melon

Sementara itu, Pembina Yayasan Ansharul Islam sekaligus penyelenggara acara Muhammad Iqbal mengatakan, kampanye moderasi agama ini pun diharapkan memberikan pemahaman kepada umumnya generasi muda mengetahui dan lebih mengenal sosok pahlawan dan pejuang Islam sebenarnya.

Sehingga akan memberikan ajaran Islam dan wawasan kebangsaan untuk mencegah masuknya paham radikalisme dan terhindar dari ajaran sesat teroris.

"Tadi lebih ke memberikan merajut semangat wawasan kebangsaan dan spirit kepahlawan materinya dalam kampanye moderasi ini. Tujuannya supaya mencetak generasi muda dengan mengembangkan kapabalitas mereka khusus dengan keagamaan dan kembali mengkaji agama kepada ahlinya supaya terhindar dari ajaran menyimpang," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Regional
Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Regional
Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Regional
Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Regional
BEM FH Undip Serahkan 'Amicus Curiae' ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

BEM FH Undip Serahkan "Amicus Curiae" ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

Regional
Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Regional
Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Regional
Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi Mabuk Ngebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Polisi Mabuk Ngebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Regional
Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Regional
Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Regional
'Tradisi' Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

"Tradisi" Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com