Setiba di lokasi, Ade kaget karena banyak orang mendatangi puskesmas dengan keluhan sama, seperti muntah, sakit perut, diare, pusing, hingga demam.
Sebagian besar mereka adalah warga Kampung Sukamaju, Desa Cijaku.
"Lho kok keluhannya sama seperti istri saya, pas ngobrol-ngobrol, mereka yang mengalami sakit ini habis makan nasi berkat hasil syukuran kemarin," ucapnya, Jumat (21/1/2022) malam.
Hal yang sama dituturkan Rohayah, orangtua salah satu pasien keracunan massal.
Baca juga: Alami Gelaja Berat, Puluhan Korban Keracunan Makanan di Lebak Masih Dirawat, Sebagian Sudah Pulih
Rohayah menjelaskan, anaknya yang tinggal di pondok pesantren turut mendapat kiriman nasi syukuran.
Pada Jumat pagi, anaknya mengalami diare dan muntah-muntah.
"Total ada enam anak dari pesantren yang mengeluh sakit, lima di antaranya dibawa ke puskesmas karena kondisinya mengkhawatirkan, satu lagi rawat jalan di pesantren," ungkapnya, Jumat.
Ia mengaku kondisi anaknya mulai membaik seusai mendapat tiga kantong infus sejak Jumat sore.
Baca juga: Kumpulan Berita Harian Bandung Terpopuler: 83 Warga di Tasikmalaya Keracunan Nasi Kotak Hajatan
"Kalau di sini namanya ngariung, saat pembukaan toko, masyarakat diundang untuk acara syukurannya," jelasnya, dikutip dari Tribun Banten.
Suparja menyampaikan, polisi sudah meminta keterangan pemilik toko.
Baca juga: 83 Warga Keracunan Nasi Kotak Hajatan di Tasikmalaya, Kakek 74 Tahun Meninggal Dunia
Selain itu, Tim Inafis Kepolisian Resor (Polres) Lebak juga sedang melakukan penyelidikan dan mengambil sampel makanan yang dikonsumsi warga.
Kepala Puskesmas Cijaku Susilo Supriyanto menerangkan, tim Dinas Kesehatan Lebak juga sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi para pasien.
Sampel itu kemudian ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk diuji.
Hingga berita ini ditulis, hasil uji sampel belum keluar.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banten, Acep Nazmuddin | Editor: I Kadek Wira Aditya, Teuku Muhammad Valdy Arief), TribunBanten.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.