KOMPAS.com - Raden Saleh mencuri perhatian karena dikenal sebagai pelukis besar asal Indonesia.
Memiliki nama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880), ia adalah sosok keturunan bangsawan kelahiran Terboyo, Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Raden Saleh, Pionir Seni Modern Indonesia
Ayahnya bernama Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja, dan ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen.
Ia masih kerabat dari Bupati Pekalongan dan Semarang, Suro Adimenggolo.
Baca juga: Raden Saleh, Seniman Jawa yang Dihormati Bangsawan Jerman Dulu dan Masih Dikenang
Raden Saleh dikenal dengan gaya Romantisisme dan disebut sebagai sebagai pionir pelukis modern di Indonesia.
Baca juga: Indra Priawan Punya Lukisan Berusia 153 Tahun Karya Raden Saleh, Berapa Harganya?
Melansir laman Galeri Nasional Indonesia, bakat Raden Saleh ditemukan oleh pelukis A.A.J Payen yang merupakan seorang pelukis asal Belgia yang tinggal di Jawa.
Payen kemudian mengatur agar Raden Saleh yang saat itu baru berusia 18 tahun bisa mendapat pendidikan dari pemerintah Belanda.
Raden Saleh kemudian mendapat dukungan Prof. Reinward yang merupakan ahli seni lukis dan botani perancang Kebun Raya Bogor dan Gubernur Jenderal Van der Capellen.
Akhirnya pada tahun 1830 mereka berhasil mengirim Raden Saleh belajar melukis di negeri Belanda.
Ia kemudian belajar mengenai lukisan potret dari Cornelius Kruseman yang kerap mendapat pesanan dari pemerintah Belanda dan keluarga kerajaan.
Saat tinggal di sana, ia juga berkesempatan menggelar pameran pertamanya di Den Haag dan Amsterdam pada sekitar tahun 1840-an.
Pencapaian Raden Saleh termasuk menjadi pelukis istana di Kerajaan Belanda pada tahun 1844.
Gaya lukisan romantisisme muncul dalam karya lukisan Raden Saleh mulai menarik perhatian penikmat lukisannya.
Kaya yang ia buat berasal dari kekagumannya pada karya Ferdinand Victor Eugene Delacroix, seorang pelukis Perancis yang legendaris.
Raden Saleh sempat tinggal dan berkarya di Prancis sejak 1844 hingga 1851, sebelum akhirnya kembali ke Hindia Belanda.
Salah satu lukisan Raden Saleh yang kerap diperbincangkan berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro.
Melansir dari laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, lukisan ini menjadi respon Raden Saleh lukisan Nicolaas Pieneman (1809-1860).
Saat itu Pieneman membuat dokumentasi lukisan dari momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Belanda.
Hal menonjol dari lukisan Raden Saleh dengan Pieneman ini menggambarkan rasa nasionalismenya melihat kesengsaraan yang dialami pejuang di tanah air.
Diketahui saat penangkapan Pangeran Diponegoro terjadi pada 28 Maret 1830 ia masih berada di Eropa.
Raden Saleh kemudian memberikan lukisan tersebut kepada Raja Belanda Willem III untuk menjelaskan pandangannya yang berbeda dengan pandangan Pieneman atas tertangkapnya Diponegoro.
Setelah lukisan ini diberikan kembali ke Pemerintah Indonesia, lukisan ini kemudian dipindahkan dari Istana Merdeka ke Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Sumber:
galeri-nasional.or.id
jakarta.diplo.de
kemdikbud.go.id
kompas.com