Menurut Beni program ini telah diterapkan di 15 kelurahan di Kecamatan Banjarsari.
Pihaknya juga telah menyosialisasikan program itu sejak Desember 2021 atau sebelum program itu diberlakukan.
Setiap warga harus memilah sampah yang bisa didaur ulang dengan sampah yang tidak bisa didaur ulang dari rumah.
Baca juga: Warga Desa Sidorejo Lamongan Bayar Iuran BPJS dari Sampah
Menurutnya, jika tidak melakukan pemilahan, warga mendapat sanksi yakni petugas sampah tidak akan mengambil sampah di rumah warga.
"Roh dari kegiatan ini mengubah mindset masyarakat supaya sejak dari rumah sudah memilah sampah. Dulu sudah dilakukan sosialisasi, edaran segala macam tapi tidak dilakukan. Lha ini kita paksa kalau tidak dipilah tidak akan diambil petugas sampah," ungkap dia.
Beni mengatakan sampah yang telah dipilah dari rumah tersebut bisa disalurkan warga ke bank sampah maupun tidak disalurkan alias dikumpulkan sendiri di rumah.
Baru setelah terkumpul banyak, sampah yang bisa didaur ulang tersebut dapat dijual ke bank sampah.
"Jadi keuntungan dari pilah sampah di situ. Sampah yang bisa didaur ulang ini bisa dijual ke bank sampah atau yang lainnya," kata Beni.
"Tapi ada sebagian warga yang tidak membutuhkan pasti hanya diletakkan di depan rumah. Kalau sudah terpilah di depan rumah tergantung siapa nanti yang menikmati. Satu pemulung, atau petugas sampah saya yang mengambili setiap hari," sambung dia.
Baca juga: Gelombang Penolakan Sampah Meluas, Warga Bergiliran Ronda Siang Malam di TPS
Ada sebanyak 234 petugas yang dikontrak kecamatan untuk mengambil sampah program papi sarimah tersebut. Mereka tersebar di 15 kelurahan di Banjarsari.
Selama program itu diberlakukan, kata Beni sebagian besar petugas sampah sudah merasakan dari dampak program itu.
Selain lebih cepat karena tidak perlu memilah sampah lagi, mereka juga mendapatkan keuntungan dari sampah yang bisa didaur ulang.
"Ini sebagian besar petugas sampah saya sudah bisa menikmati hasilnya. Karena di bak gerobak motor mereka sudah disekat antara sampah yang bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang. Ada yang beriringan berjalan yang mobil besar membuang ke TPA, germo di belakangannya mengambil sampah yang bisa didaur ulang atau dijual. Jadi mereka pulang bawa uang," ungkap Beni.