Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran dan Masalah yang Belum Selesai di Lingkar IKN

Kompas.com - 20/01/2022, 06:54 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Sehari sebelum Undang-undang Ibu Kota Negara (IKN) disahkan DPR RI, pada Selasa (18/1/2022), banjir menggenangi sejumlah wilayah di Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Lokasi ini sebagai penyangga IKN atau berjarak sekitar 60 kilometer dari titik nol wilayah Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), rencana istana negara berdiri.

Warga Longkali, Arbani (42) menyebutkan banjir itu terjadi karena hutan penyangga di sekitar Sungai Telake kawasan hulu Longkali sudah beralih fungsi jadi perkebunan kepala sawit dan izin konsesi lainnya.

Baca juga: Sejarawan Kaltim Bantah Anggapan Nama Ibu Kota Negara Nusantara Jawa-sentris

Akibat banjir tersebut, sektor pertanian dan kebun masyarakat terganggu, bahkan gagal panen.

Arbani khawatir kehadiran IKN bakal memperparah kondisi tersebut.

Selama ini, Arbani dengan kelompok tani hutannya sekitar 80-an anggota menjaga hutan seluas kurang lebih 1000 hektar di Kelurahan Sepan kawasan Riko tetangga Sepaku, ibu kota negara. Lokasi itu hanya berjarak sekitar 30 kilometer.

“Sementara ini wilayah IKN memang di daerah Pemaluan, Sepaku. Jangan sampai berkembang ke daerah kami. Kami engga tahu patok batas wilayah IKN. Jangan sampai hutan ini diambil untuk IKN,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/1/2022).

Baca juga: UU IKN Disahkan, Ini Permintaan Pemprov Kaltim ke Pemerintah Pusat

Selain lingkungan, Arbani juga khawatir mereka bakal tersingkir dengan hadirnya IKN. Sebab, bagi dia, masyarakat lokal di sekitar IKN rata-rata tidak punya kemampuan selain bertani.

“SDM kami lemah, ekonomi kami juga lemah. Kami tidak mampu bersaing. Kami butuh perlindungan, harus ada produk UU yang lindungi kami, khusus kearifan lokal kami yaitu berkebun dan berladang,” kata dia.

Salah satu akses jalan tanah di Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, Kaltim yang bakal jadi wilayah IKN, Sabtu (26/10/2019). ZAKARIAS DEMON DATON/KOMPAS.com Salah satu akses jalan tanah di Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, Kaltim yang bakal jadi wilayah IKN, Sabtu (26/10/2019).
Perlindungan yang dia maksud menjamin hak hidup masyarakat lokal secara berkelanjutan di wilayah sekitar IKN.  

“Jangan sampai hadirnya IKN kami malah habis,” pungkas dia.

Tak hanya itu, kekhawatiran lain berupa sengketa lahan yang selama ini sering mereka hadapi dengan perusahaan.

Baca juga: UU IKN Disahkan, Ini Kedudukan, Bentuk, hingga Susunan Pemerintahan Ibu Kota Nusantara

Seperti lahan masyarakat lokal diserobot perusahaan tanpa ganti rugi yang jelas ataupun perubahan status lahan masyarakat menjadi lahan negara.

“Padahal masyarakat di situ sudah turun temurun,” katanya. 

Kekhawatiran itu, kata dia, menguat di komunitas masyarakat lokal, karena tidak dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan IKN hingga UU disahkan.

“Kami jarang dilibatkan mengenai informasi apa-apa saja yang mau dibangun. Bagaimana modelnya. Terus nasib kami ini bagaimana perlindungannya. Kami khawatir IKN ini bakal menghabisi kami,” terang dia.

Baca juga: Sastrawan Muda Asal Padang Ini Sudah Prediksi Nusantara Nama Ibu Kota Negara Sejak 2014

Senada, Andi Hatta, warga Kelurahan Sepaku juga mengungkapkan hal sama. Lokasi Hatta berjarak sekitar 7 kilometer dengan titik nol IKN. 

“Masalah banjir sering kami hadapi di sini,” kata dia. 

Selain banjir, Hatta juga mengungkapkan akses layanan kesehatan yang masih sulit.

Selama ini masyarakat cukup kesulitan ketika ke puskesmas, merujuk pasien ke rumah sakit yang jaraknya sangat jauh. 

“Kalau anak sakit, kami bawa pakai motor bolak-balik jalan jauh,” kata dia.

Baca juga: Suplai Daging ke Ibu Kota Negara, Kelompok Tani di Kaltim Kembangkan Peternakan dan Pertanian Terintegrasi

Lebih jauh, dia meminta pemerintah perlu bangun Balai Latihan Kerja (BLK) biar warga belajar meningkatkan skil.

“Skil kami – kami di sini enggak ada. Kami rata-rata bertani,” kata dia.

Dia takut IKN hadir, keberadaan warga lokal bakal tergerus.

Sekretaris Daerah (Sekda) Paser, Muhammad Sabani, menganggap semua kekhawatiran yang disampaikan masyarakat di lingkar IKN belum terbukti.

“Itu kan hanya kekhawatiran saja. Pembangunan IKN itu bakal ramah lingkungan sesuai konsepnya green city,” kata dia.

Semua masalah yang dihadapi masyarakat lingkar IKN, klaim dia bakal terselesaikan ketika IKN hadir di lokasi tersebut.

“Jadi tidak hanya tuntas saat ini, tapi dengan IKN ini bisa dicover untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat di sana,” kata dia.

Baca juga: Wagub Kaltim Sebut Sri Mulyani Sempat Pertanyakan Biaya Pemindahan Ibu Kota

Sabani juga berharap kehadiran IKN bisa mendorong akselerasi pembangunan di Kaltim terkoneksi antar 10 kabupaten dan kota di Kaltim.

Selain itu, dia berharap perlu ada akselerasi pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang memadai agar dapat ditempatkan sebagai tenaga kerja di IKN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Regional
Di Tengah Banjir, Perayaan HUT Ke-521 Demak Dilakukan dengan Doa dan Ziarah Makam Raja

Di Tengah Banjir, Perayaan HUT Ke-521 Demak Dilakukan dengan Doa dan Ziarah Makam Raja

Regional
Pasangan Muda-mudi Mesum dalam Toilet Mushala di Kediri, Berawal Curhat Soal Kerjaan

Pasangan Muda-mudi Mesum dalam Toilet Mushala di Kediri, Berawal Curhat Soal Kerjaan

Regional
Kasus DBD di Solo Meningkat, 45 Kasus di 2024, 2 Meninggal

Kasus DBD di Solo Meningkat, 45 Kasus di 2024, 2 Meninggal

Regional
Daftar Lokasi Rawan Kecelakaan di Jalur Mudik 2024 di Lampung

Daftar Lokasi Rawan Kecelakaan di Jalur Mudik 2024 di Lampung

Regional
Tabrak Polisi Saat Amankan Tawuran di Padang, Sopir Ambulans Jadi Tersangka

Tabrak Polisi Saat Amankan Tawuran di Padang, Sopir Ambulans Jadi Tersangka

Regional
Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut

Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut

Regional
Jalan Tol Solo-Yogyakarta akan Digratiskan untuk Pemudik, Ini Dua Pintu Keluarnya

Jalan Tol Solo-Yogyakarta akan Digratiskan untuk Pemudik, Ini Dua Pintu Keluarnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com