KOMPAS.com - Seni mengayam merupakan kegiatan tindih-menindih dan silang menyilang, seperti membuat tikar atau mengepang rambut.
Bahan yang digunakan untuk menganyam adalah bahan tumbuh-tumbuhan kuat, seperti lidi, rotan, bambu, akar, bulu, pandan, mengkuang, jut, dan sebagainya. Bahan ini biasanya mudah dikeringkan dan lembut.
Anyaman merupakan bukti tradisi Indonesia yang muncul karena ada seni mengayam bambu.
Sejarah anyaman masih diperdebatkan namun diperkirakan ahli menganyam berasal dari Melayu. Pendapat ini diperkuat dengan ditemukannya tembikar dan tempat tinggal yang terbuat dari anyaman.
Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Peralatan Dapur dari Anyaman Bambu
Beberapa fakta tentang anyaman, yaitu:
Menurut sejarah, beberapa pengikut Sunan Gunung Jati, mengajarkan kerajinan untuk menarik minat masyarakat memeluk Islam.
Ternyata dengan cara ini, perkembangan Islam cukup pesat di Jawa Barat maupun Jawa Tengah.
Baca juga: Perajin Anyaman di Desa Wisata Arborek Papua Barat Kehilangan Pembeli Akibat Pandemi
Bahkan, Desa Tegalmantra dan Tegalwangi, tempat murid Sunan Gunung Jati (Ki Tegalmantra) dalam menyebarkan ajaran Islam, dikenal sebagai sentra industri kerajinan anyaman terbesar di Jawa.
Di daerah Jawa Barat, daerah Rajapolah, Tasikmalaya, dan Garut merupakan penghasil dari kerajinan anyaman yang dikenal wisatan domestik dan internasional.
Anyaman biasanya digunakan untuk barang sehari-hari, seperti aseupan (pengukus nasi), boboko (tempat nasi), besek (kemasan hantaran), hihid (kipas), samak (tikar) serta keranjang. Anyaman yang digunakan sebagai barang sehari-hari umumnya anyaman halus dan motifnya lebih terlihat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.