Heri berkata, pihaknya sudah menyurati BKSDA Wilayah I Jambi meminta turun ke lokasi dan memasang perangkap untuk harimau agar masyarakat bisa tenang dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Hal senada disampaikan Kepala Seksi Pengawasan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) Wilayah I, Nurhamidi yang membenarkan jika ada harimau yang keluar dari hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan berkeliaran di pemukiman warga.
"Memang ada harimau yang masuk ke perkebunan warga. Anggota kami sudah turun ke lapangan," kata Nurhamidi.
Tidak hanya itu, pihak TNKS juga telah melaporkan ke BKSDA Jambi untuk diambil tindakan, apakah pemasangan perangkap atau penggiringan dan pengusiran.
Kepala BKSDA Jambi, Rahmat Saleh saat dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan laporan terkait adanya harimau yang berkeliaran di pemukiman warga.
"Saya belum dapat informasi. Itu lokasinya di mana juga belum tau. Nanti saya cek, supaya bisa langsung ditangani," kata Rahmat.
Pengamat Harimau dari Forum Harimau Kita, Yoan Dinata menuturkan penyebab konflik harimau dan manusia di setiap daerah berbeda.
Sehingga tidak bisa disimpulkan harimau masuk ke pemukiman warga, disebabkan habitatnya sudah tidak mendukung.
Yoan menuturkan, kejadian konflik harimau dan manusia umumnya disebabkan oleh faktor eksternal seperti habitat rusak, ketersediaan satwa mangsa yang berkurang, atau perburuan.
"Atau aktivitas perburuan yang mengakibatkan harimau terluka," kata Yoan menjelaskan.
Baca juga: BKSDA Sumbar Berhasil Evakuasi Harimau yang Masuk Pemukiman Warga Agam
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.