Ikan Batak merupakan ikan endemik yang hanya bisa ditemukan di Danau Toba, Sumatera Utara.
Fakta itu membuat Ikan Batak menjadi makanan favorit bagi raja-raja Batak di masa lalu.
Masyarakat Batak menyebut ikan yang satu ini dengan nama ikan jurung. Ikan ini memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi.
Sekilas ikan Batak ini mirip dengan ikan semah. Namun ikan batak memiliki 10 baris pori-pori yang tidak terartur pada masing-masing sisi moncong.
Ikan Batak biasa diolah sebagaimana olahan ikan pada umumnya, seperti digoreng, digulai, atau dibakar.
5. Semur Piyik
Konon Makanan yang satu ini merupakan makanan favorit raja-raja Kesultanan Yogyakarta, terutama Sultan Hamengkubuwono VII.
Kata piyik dalam bahasa Jawa berarti anak burung. Sehingga semur piyik merupakan makanan olahan anak burung yang dimasak semur.
Sebagai makanan favorit raja, semur piyik ini tidak sembarangan dibuat.
Bumbu, cara pembuatan, hingga cara penyajiannya memiliki pakem tersendiri yang khas di lingkungan keraton.
6. Kidu-kidu
Kidu-kidu merupakan makanan favorit di Kerajaan Karo, Sumatera Utara pada masa lalu.
Kidu sendiri merupakan ulat pohon sagu yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi makanan khas Suku Karo.
Kidu-kidu biasanya diolah dengan campuran bawang merah dan bawang putih, tomat, cabai, dan tumba atau andaliman.
Selain itu, kidu-kidu juga bisa dimasak dengan bumbu arsik, yaitu ditambah kunyit, santan, dan kencong atau kecombrang.
Dahulu, kidu-kidu menjadi salah satu makanan utama pada acara atau pesta adat yang digelar oleh masyarakat Suku Karo.
Sumber:
Surakarta.go.id
Kompas.com
Tribunnews.com
Jakarta-tourism.go.id