KOMPAS.com - Di Indonesia, senam atau tarian Poco-poco sangat populer bahkan pernah memecahkan rekor dunia dengan peserta terbanyak.
Poco-poco merupakan tarian berirama yang awalnya terkenal di lingkungan TNI dan Polri sebagai senam pagi.
Gerakan dasar poco-poco sendiri berupa dua kali gerak ke kanan, dua kali gerak ke kiri, mundur, dan memutar.
Seiring berjalannya waktu, tarian poco-poco terus mengalami perkembangan, seiring dengan minat masyarakat kepadanya yang membesar.
Tari Poco-poco merupakan perpaduan dari olah raga dan seni budaya, yang mengandung nilai sportivisme, semangat, dan spirit kebersamaan.
Baca juga: Asal-usul Senam Poco-poco yang Sempat Mendunia dan Masuk Buku Rekor
Tari poco-poco bermula dari sebuah pesta yang dihadiri oleh Arie Sapulette. Arie kemudian dikenal sebagai pencipta lagu Poco-poco.
Dalam pesta tersebut, ada seorang gadis yang sedang membawakan tari Yospan dan Wayase dari Papua.
Arie sangat tertarik dengan gerakan si gadis dalam menampilkan tarian-tarian tersebut. Secara spontan, Arie menciptakan lagu dari melodi yang mengiringi sang gadis.
Sejak saat itu, tarian yang diiringi irama gendang seperti yang ada pada pesta itu disebut dengan Poco-poco.
Poco-poco sendiri merupakan bahasa Ternate yang artinya bayi yang lucu, pipinya montok, dan menggemaskan.
Gerakan dasar tari poco-poco seperti yang digambarkan sebelumnya juga terinspirasi dari senam para tentara.
Para tentara biasanya senam dengan gerakan dua langkah dari kiri ke kanan, lalu mundur dan memutar. Mereka menggerakkannya sambil memgang senjata.
Dari inspirasi ini maka tangan penari poco-poco ditekuk seolah sedang membawa sesuatu.
Baca juga: Yopie Poco-Poco Meninggal karena Covid-19, Berikut Ini Perjalanan Kariernya
Sejak saat itu, poco-poco kian diminati oleh masyarakat luas, dan tidak hanya terbatas di kalangan TNI dan Polri.