Cut Meutia melanjutkan perang gerilyanya hingga beberapa tahun lamanya. Pada 24 Oktober 1910, pasukan Cut Meutia terlibat pertempuran dengan Belanda.
Namun, karena jumlah pasukan dan persenjataan yang tidak imbang, pasukan Cut Meutia pun terdesak. Pada hari itu, Cut Meutia gugur dalam usia 40 tahun.
Cut Meutia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 2 Mei 1964.
3. Hajjah Rangkayo Rasuna Said
Berikutnya adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said, atau yang lebih dikenal HR. Rasuna Said.
Rasuna Said lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, pada tanggal 14 September 1910. Dia dikenal gigih merintis gerakan kaum wanita Minangkabau pada saat itu.
Pada tahun 1926, Rasuna Said bergabung ke dalam perkumpulan “Serikat Rakyat (SR)”. Pada perkembangannya, SR menjelma menjadi Partai Serikat Islam Indonesia.
Pada masa kemerdekaan, tepatnya 17 April 1946, Rasuna Said terpilih menjadi Dewan Perwakilan Sumatera. Pada tahun 1947 dia menjadi mewakili Sumatera di KNI Pusat.
Rasuna Said meninggal di Jakarta tanggal 2 November 1965, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 13 Desember 1974.
Baca juga: Fatmawati Soekarno: Kiprah dan Pernikahan dengan Soekarno
4. Fatmawati
Fatmawati lahir di Bengkulu tanggal 5 Februari 1923. Dia dikenal sebagai penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi 17 Agustus 1945.
Fatmawati aktif dalam organisasi-organisasi kewanitaan. Dia pernah menjadi pengurus Nasyla Aisyiah Muhammadiyah.
Fatmawati juga menjadi sosok dibalik keberhasilan tokoh wanita seperti Wakijah Sukijo, Pujo Utomo dan Mahmudah Mas’ud menjadi anggota KNIP.
Fatmawati meninggal dunia di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 14 Mei 1980, dan ditetapkan Pahlawan Nasional pada 4 November 2000.